JawaPos.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan prompt manufacturing index (PMI) meningkat pada triwulan I tahun ini. Optimisme itu berangkat dari tren positif kinerja industri pengolahan dan kegiatan dunia usaha menjelang akhir 2020.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono memproyeksikan bahwa PMI pada kuartal pertama 2021 berkisar 51,14 persen. Angka tersebut lebih baik daripada kinerja triwulan terakhir 2020 yang tercatat 47,29 persen. Peningkatan itu dipicu pertumbuhan volume total pesanan, volume persediaan barang jadi, dan volume produksi. Kini manufaktur Indonesia berada pada fase ekspansi.
Belakangan, kinerja beberapa subsektor juga terkerek naik. Di antaranya, makanan, minuman, dan tembakau. “Juga subsektor semen dan barang galian nonlogam, pupuk, kimia, dan barang dari karet. Begitu pula, subsektor kertas dan barang cetakan,” beber Erwin Rabu (13/1).
Hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) kuartal IV 2020 juga membaik meski masih terkontraksi. Nilai saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan usaha sebesar minus 3,90 persen.
“Lebih baik daripada minus 5,97 persen pada kuartal III 2020,” ungkapnya.
Perbaikan tersebut terjadi lantaran kinerja sejumlah sektor mulai tumbuh positif. Di antaranya, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, realestat, dan jasa perusahaan. Sektor lain yang juga membaik adalah listrik, gas, dan air bersih. Sektor perdagangan, perhotelan, dan restoran juga ikut menyumbangkan pertumbuhan.
Sementara itu, kapasitas produksi terpakai sampai akhir tahun lalu mencapai 71,96 persen. Itu cenderung stabil jika dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya.
“Perbaikan kondisi kegiatan usaha didukung permintaan yang meningkat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Natal, dan tahun baru,” kata Erwin.
Melihat capaian itu, BI memperkirakan kegiatan usaha akan mencatat kinerja yang makin positif pada kuartal I ini. Perkiraannya, nilai SBT pada periode tersebut akan mencapai sebesar 7,68 persen.
Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyambut baik proyeksi tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa realisasi perkiraan itu akan sangat bergantung pada kecepatan upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19. Khususnya mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang pemerintah terbitkan pada awal tahun ini.
“Apindo akan terus mencermati perkembangan penanganan pandemi dan kontribusinya terhadap realisasi percepatan pemulihan ekonomi 2021,” ungkapnya.
Menurut Hariyadi, proyeksi dan realisasi perekonomian nasional pada 2021 tidak bisa dilepaskan dari vaksinasi. Terutama pada mekanisme pengadaan dan efektivitas vaksin yang mulai didistribusikan. Bahkan, kemarin sudah disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah figur yang lain.
Karena ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, Apindo tidak mau terlalu muluk-muluk. “Apindo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 berkisar dari 3,0 persen sampai 5,0 persen,” tandas Hariyadi.
PROMPT MANUFACTURING INDEX BANK INDONESIA 2020
Triwulan I: 45,64 persen
Triwulan II: 28,55 persen
Triwulan III: 44,91 persen
Triwulan IV: 47,29 persen
Sumber: Bank Indonesia
Editor : Estu Suryowati
Reporter : (agf/han/c12/hep)
Credit: Source link