JawaPos.com – Grab Indonesia melanjutkan komitmennya untuk mengakselerasi dan mendukung pengembangan industri startup di Indonesia melalui Grab Ventures Velocity (GVV). Pada Juni ini, program tersebut rencananya akan kembali diselenggarakan untuk batch keempat.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan bahwa saat ini startup di Indonesia bertumbuh sangat pesat. Hanya saja fondasinya perlu lebih diperkuat melalui GVV.
“Startup yang dijalankan anak mudanya udah oke banget, kita hanya perlu menjembatani untuk melakukan pilot, contohnya di Grab yang mempunyai ekosistem yang sudah kuat dan memiliki customer base yang sudah bagus. Jadi startup diberi kesempatan untuk bisa tes perusahaannya jalan atau tidak,” jelas dia dalam Group Media Interview-GVV secara daring, Senin (31/5).
“Jangan lupa berpikir jangka panjang, plan harus jelas dan tau tujuannya apa. Lalu kedua jangan lupa bahwa harus konsumen adalah centernya, selalu dengar dan berdiskusi dengan konsumen. Setelahnya, apa yang menyebabkan anda bisa membedakan kompetensi dengan yang lain. Itu harus bisa dilihat,” sambung Neneng.
Kemudian, salah satu startup yang pernah ikut dalam GVV batch 2 di 2019, yakni Qoala juga turut membagikan kondisi ekosistem startup saat ini. Co-Founder dan COO Qoala Tommy Martin mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara dengan ekonomi yang memanfaatkan teknologi.
“Indonesia memang dilihat dari salah satu market yang memiliki potensi luar biasa dan menarik bagi para investor seluruh dunia dan ini membantu industri bangkit,” jelasnya.
Lalu, CEO Printerous Kevin Osmond pun menceritakan apa saja yang didapat dari pelatihan GVV. Salah satunya fundraising hingga berdiskusi dengan para petinggi Grab Indonesia yang menjadi mentornya.
“Kemarin saya di batch 3 (2020) emang dapat mentorship tentang fundraising, lalu sempat belajar change management, topik yang tepat banget terutama di masa saat ini. Tapi yang paling berkesan ada sesi ask me anything dengan Anthony Tan, Co-Founder dan CEO Grab, karena bisa bertanya-tanya banyak hal. GVV adalah salah satu program yang baik,” imbuh dia.
Setelah mengikuti kegiatan tersebut, Kevin mengaku bahwa startupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Transaksi yang dihasilkan juga meningkat signifikan hingga dua kali lipat.
“GVV membantu kami bertumbuh dan bertahan. Saya ingat di Mei mulai dan Juli selesai (GVV), dan Maret diumumkan kasus pertama pandemi. Itu syukurnya kita bertumbuh hampir dua kali lipat (transaksi meningkat),” tutur dia.
Sementara Tommy mengklaim berhasil mencatatkan peningkatan transaksi hingga berkali lipat usai mengikuti GVV. “Berkali lipat. Dari pengalaman tersebut dari sisi mengembangkan bisnis yang lebih bagus bagaimana kita mendukung inovasi,” katanya.
Neneng melanjutkan, target besar untuk GVV adalah untuk memastikan pertumbuhan ekosistem startup di Indonesia itu semakin cepat. Begitu juga untuk membantu startup agar bisa tumbuh besar seperti Grab yang kini sudah menjadi Unicorn.
“Bagi teman-teman yang sudah menjadi lulusan GVV diharapkan akan menjadi unicorn nantinya, domino effect-nya makin besar. It’s all for everyone di Indonesia untuk bersama-bersama menjadi besar, itu misi GVV. Dan tentunya mereka mendapatkan mentoring dari kita. Kami memberikan wadah platform,” ujar dia.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Saifan Zaking, ARM
Credit: Source link