Penebaran benih ikan (Foto: KKP)
Jakarta, Jurnas.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggencarkan kampanye konsumsi ikan pada masyarakat. Pasalnya, kandungan gizi pada ikan mampu mengatasi masalah hambatan pertumbuhan (stunting) yang melanda sejumlah daerah di Indonesia.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, Aryo Hanggono menyebut, saat ini baru tiga Provinsi di Indonesia yang lepas dari masalah stunting.
Dan karena Provinsi Jawa Barat belum terlepas dari masalah stunting, maka kegiatan Safari Gemarikan harus terus dilaksanakan, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
“Mengonsumsi ikan mampu atasi gizi buruk. Makanya kami akan terus mengajak masyarakat terus makan ikan, terutama daerah yang tingkat konsumsinya masih rendah. Salah satunya di Garut ini,” kata Aryo dalam keterangannya pada Jumat (9/8) usai melakukan kunjungan kerja di Situ Bagendit, Garut, Jabar.
Angka konsumsi ikan Kabupaten Garut pada 2018 hanya sebesar 20,70 kg/kapita (setara ikan utuh segar), masih di bawah angka konsumsi ikan Provinsi Jawa Barat 29,64 kg/kapita. Jumlah ini jauh di bawah angka konsumsi ikan nasional sebesar 50,69 kg/kapita.
“Bukan hanya Garut, masih banyak daerah yang tingkat konsumsinya rendah. Makanya kami nanti kami akan hadir di sana,” papar dia.
Apalagi menurut Aryo, di tengah jumlah penduduk yang terus meningkat, sangat penting menjaga ketahanan pangan. Ikan menjadi salah satu bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional.
Oleh karena itu, ketersediaannya harus cukup, baik diperoleh dari perikanan tangkap maupun hasil budidaya.
“Salah satu kegiatan untuk menjaga ketersediaan ikan ya restocking, dengan menebar benih ikan nilem seperti yang baru saja dilakukan di Situ Bagendit ini,” ujar dia.
Sementara Bupati Garut, Rudy Gunawan mengungkapkan, ikan menjadi bagian penting dari upaya mencerdaskan dan meningkatkan gizi anak-anak Garut yang saat ini jumlah mencapai 400 ribu jiwa dari total jumlah 2,7 juta penduduk Garut.
“Bila ini (upaya peningkatan konsumsi ikan) terus dilaksanakan maka akan tercipta generasi emas pada tahun 2045 mendatang,” kata Rudy.
Rudy juga mengklaim, program dan bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat telah berhasil menekan angka kemiskinan di Kabupaten Garut turun sebesar dua persen, yaitu dari 11,27 persen pada 2017 menjadi 9,27 persen pada 2018.
“Kontribusi bantuan yang diberikan pusat untuk garut sangat besar terutama untuk penurunan angka kemiskinan,” tutur dia.
Pada kunjungan kerja tersebut, KKP memberikan bantuan dengan total senilai Rp44,6 miliar. Adapun rinciannya Rp41,2 miliar untuk pengembangan perikanan tangkap, Rp777 juta di bidang perikanan budidaya, Rp1,4 miliar untuk penguatan daya saing, Rp142 juta untuk riset dan pengembangan sumber daya manusia, dan Rp150 juta bantuan permodalan melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP).
Bantuan KKP yang menyentuh langsung masyarakat Garut adalah pemberian bantuan kapal ikan 5 GT, dan alat penangkapan ikan gillnet untuk mendukung peningkatan produksi perikanan tangkap, dengan mengutamakan kelestarian sumber daya ikan melalui penggunaan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
Selain itu juga diberikan bantuan berupa sarana distribusi dan sistem rantai dingin untuk mempertahankan mutu kesegaran dalam bentuk kendaraan berpendingin, chest freezer, dan ice flake machine.
TAGS : Cegah Stunting KKP Makan Ikan
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/57300/KKP-Konsumsi-Ikan-Tekan-Angka-Stunting/