SEMARAPURA, BALIPOST.com – Memasuki periode kedua kepemimpinan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, pembangunan infrakstruktur di Bumi Serombotan semakin meningkat signifikan. Ini tidak terlepas dari sinergi yang baik, antara kabupaten, provinsi dan pusat dalam merencanakan pembangunan sesuai kebutuhan vital daerah.
Perencanaan pembangunan yang matang, membuat Klungkung sebagai daerah terkecil di Bali, masuk ke dalam 10 besar perencanaan pembangunan terbaik nasional. Sebut saja pembangunan dua pelabuhan dari rencana tiga pelabuhan segitiga emas.
Di antaranya di Pelabuhan Sampalan Nusa Gede dan Bias Munjul Ceningan. Rancangan pembangunan monumental lainnya di Klungkung adalah sinergi dengan Pemprov Bali untuk mewujudkan kawasan Pusat Kebudayaan Bali di lahan eks galian C Klungkung. Lahan seluas sekitar 300 hektar yang sudah lama terbengkalai ini, dipastikan ‘’disulap’’ menjadi kawasan elite yang mampu membuka lapangan pekerjaan.
“Komunikasi kami, Pemkab Klungkung dengan provinsi dan pusat nyambung, sehingga realisasi pembangunan berjalan cukup pesat sekarang ini. Malah kami masuk 10 besar daerah dengan perencanaan pembangunan terbaik nasional dari Kepala Bappenas RI,” kata Bupati Suwirta dalam acara Bali Post Talk, Senin (23/11).
Dua pelabuhan yang didanai pemerintah pusat itu, kini sedang proses pengerjaan. Pembangunan Pelabuhan Sampalan itu menelan anggaran sebesar Rp 86 miliar dan Pelabuhan Bias Munjul Rp 105 miliar. Proyek itu dikerjakan secara multiyears hingga tahun 2021.
Ini membuat akses ke Nusa Penida menjadi lebih nyaman dan lancar. Sarana itu diyakini akan mampu menopang kemajuan Nusa Penida, yang mulai bangkit dengan ragam pembangunan infrakstruktur, setelah pariwisatanya bergerak maju.
Klungkung juga merancang pembangunan kawasan Pusat Kebudayaan Bali, setelah konsultasi publik di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya Klungkung, rencana ini mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat. ‘’Pertama, normalisasi Tukad Unda sudah segera ground breaking. Tahun 2021 pengerjaannya sudah dimulai. Lokasinya tepat di Klungkung, karena Klungkung pada masa Kerajaan Gelgel Ida Dalem Waturenggong sudah dikenal sebagai Pusat Kebudayaan Bali,’’ tegas Bupati Suwirta.
Kawasan Pusat Kebudayaan Bali dibangun dengan perencanaan anggaran pusat Rp 2,5 triliun. Kawasan ini dibangun dengan kerangka dasar Sat Kerthi, sebagaimana visi pembangunan ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’. Terkait Wana Kerthi akan dibangun hutan raya dan taman rekreasi. Danu Kerthi akan dibangun danau dan estuary dam. Atma Kerthi ditandai pembangunan catus pata. Jagat Kerthi terealisasi dengan dibangunnya panggung terbuka dan pertunjukkan lainnya. Jana Kerthi dibangun Pusat Kebudayaan Bali, area pendukung apartemen dan hotel. Sedangkan Segara Kerthi ditandai dengan pembangunan marina dan laut di sekitarnya.
Sebagai Bupati, pihaknya mendukung penuh, apa pun yang menjadi gagasan Gubernur Bali Wayan Koster. Sejalan dengan pemikiran Gubernur Koster, Bupati Klungkung tidak mau main-main dengan investor. Apalagi terkait rencana pembangunan. Ke depan pengelolaannya diharapkan 100 persen di bawah kendali pemerintah.
‘’Program ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ ini, membangun Bali dari segala aspek. Intinya sekala lan niskala. Saya di Klungkung mendukung penuh,’’ katanya.
Bahkan melalui perencanaan pembangunan yang matang. Sekarang Klungkung sudah nampak jauh lebih berkembang dari daerah lain di Bali, dengan program-program yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat. Dia berharap pembangunan itu terus bisa ditingkatkan. Karena itu, pihaknya senantiasa melakukan kinerja yang terbaik demi kesejahteraan masyarakat Klungkung. (Bagiarta/balipost)
Credit: Source link