JawaPos.com – Pengguna rokok elektrik di Indonesia naik signifikan. Hasil survei Global Adults Tobacco Survey (GATS) menunjukkan adanya kenaikan prevalensi perokok elektronik hingga 10 kali lipat, dari 0.3 persen di tahun 2011 menjadi 3 persen pada tahun 2021.
General manager Relx internasional di Indonesia, Yudhi Saputra mengatakan, tingginya pertumbuhan konsumen selaras dengan permintaan akan produk yang andal dan berkualitas tinggi. Untuk itu Relx International berinvestasi dalam pengembangan lima laboratorium canggih tiga tahun lalu.
“Fasilitas tersebut bertujuan untuk menjamin kualitas produk dan penelitian lanjutan; yang pertama dicapai berkat penerapan sistem kontrol kualitas yang ketat, yang terdiri dari 200 test, pada setiap produk di depan mereka yang memasuki pasar. Pendekatan ini menjamin bahwa setiap produk mematuhi standar tinggi Relx,” jelas Yudhi dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Selasa (20/9).
Yudhi juga menjelaskan, kualitas produk yang baik adalah salah satu landasan Relx, melalui proses multi-langkah yang mencakup pengadaan komponen kualitas, manufaktur yang ketat, inspeksi, kontrol kualitas (QC), dan penelitian dan pengembangan (R&D) sebagai jaminan kualitasnya.
Seiring pertumbuhan penggunaan rokok elektrik, kebutuhan akan pengujian kualitas dan pengujian purna jual menjadi jelas. Harapannya hal ini pada akhirnya menguntungkan pengguna, memperkuat kepastian tentang merek produk yang mereka gunakan, apakah mereka ingin berhenti merokok sepenuhnya atau menginginkan alternatif yang lebih aman dari rokok tembakau.
“Kami hadir dengan misi menjadikan Relx merek terpercaya bagi perokok dewasa usia legal melalui produk-produk canggih, teknologi terdepan di industri, dan kemajuan ilmiah dalam kolaborasi dengan orang-orang berbakat dan berkomitmen di seluruh dunia,” ujarnya.
Credit: Source link