JawaPos.com – Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto semakin memicu kontroversi setelah ditentang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena dinilai belum memenuhi standar ilmiah penelitian. Vaksin Nusantara diklaim sudah melakukan uji pada hewan di Amerika Serikat. Sedangkan BPOM inginnya vaksin tersebut memenuhi tahapan yang sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan serangkaian tahapan uji klinis di Indonesia. Dari mulai pada hewan, fase I, II, III, dan seterusnya.
Berbeda dengan vaksin Merah Putih, Pakar Kesehatan dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr. Hermawan Saputra mengatakan para ilmuwan meragukan scientific based dari Vaksin Nusantara. Sehingga dalam proses vaksinasi ini mengingatkan agar prosedur ilmiah itu mulai fase praklinis, klinis, sampai fase regulatory approval harus dilakukan dengan benar.
“Sementara vaksin Nusantara ini kan tiba-tiba ada di tengah jalan. Jauh sebelum itu, Vaksin Merah Putih yang sudah kita bahas. Dan Vaksin Merah Putih itu juga masih proses sampai 2022 baru keluar,” kata dr. Hermawan kepada JawaPos.com, Jumat (12/3).
“Ini tiba-tiba vaksin Nusantara sudah ada yang klaim dan announce. Jadi ada proses yang tak sejalan. Sehingga kami menghindari memopulerkan vaksin Nusantara, tapi berharap agar mendukung vaksin Merah Putih,” tegasnya.
Apalagi uji klinis itu dilakukan di Amerika Serikat. “Iya betul harus diuji di Indonesia,” katanya.
Vaksin Nusantara
Editor : Edy Pramana
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link