Ilustrasi dialog Amerika Serikat (R) dan Korea Utara (Foto: Yonhap)
Havana – Menteri luar negeri Kuba dan mitranya dari Korea Utara menolak tuntutan sepihak dan sewenang-wenang Amerika Serikat di semenanjung korea. Demikian disampaikan saat kedua menteri tersebut bertemu di Havana.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Reuters, Kamis (23/11), Kuba mengatakan, Menteri Luar Negeri Kuba dan Korea Utara menyatakan keprihatinannya terkait eskalasi ketegangan di semenanjung Korea.
Belum jelas secara spesifik kebijakan Gedung Putih yang dinilai sepihan dan sewenang-wenang. Namun, pertemuan dua menteri setelah Trump kembali memasukkan nama Korea Utara sabagai negara yang mensponsori teroris serta sanksi terhadap 13 perusahaan China dan Korea Utara yang diberlakukan pada Selasa (22/11).
Kedua menteri menyerukan agar semua negara menghormati kebijakan negara lain, serta menyelesaikan setiap persoalan secara damai. Demikian pernyataan yang dirilis kementerian luar negeri Kuba.
“Mereka menolak keras penjabaran unilateral dan sewenang-wenang yang ditetapkan Amerika Serikat sebagai dasar penerapan tindakan pemaksaan yang bertentangan hukum internasional,” jelas pernyataan tersebut.
Kuba dan Korea Utara adalah yang terakhir di dunia mempertahankan ekonomi perintah bergaya Soviet, meskipun di bawah Presiden Raul Castro, negara Karibia mengambil beberapa langkah kecil menuju komunisme China yang berorientasi pasar.
Beberapa diplomat mengatakan Kuba merupakan salah satu dari sedikit negara yang bisa meyakinkan Korea Utara untuk menjauh dari retorika dan provokasi Amerika Serikat.
Sementara, hubungan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump dengan Kuba kembali memanas. Konflik itu terjadi setelah Trump membatalkan pencabutan sanksi ekonomi kepada Kuba.
TAGS : Amerika Serikat Korea Utara Kuba
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/25216/Korut-Kuba-Sepakat-Sebut-Kebijakan-AS-Sewenang-wenang/