DENPASAR, BALIPOST.com – Luasan lahan pertanian di Denpasar terus berkurang akibat alih fungsi lahan. Meski demikian, produksi padi masih tetap tinggi. Hal ini akibat proses pembagian air yang cukup baik, yakni bergilir antar subak.
Seperti pada tahun 2023 lalu, produksi padi di Denpasar mencapai 26.763,23 ton. Jumlah ini diperoleh dari luas sawah yang menanam padi mencapai 1.819 hektar.
Hal ini ditegaskan Kadis Pertanian Kota Denpasar, I.B. Bayu Bramasta saat dikonfirmasi, Senin (5/2). Dikatakan, sesuai dengan tingkat produksi tahun lalu, tahun 2024 ini ditarget sebanyak 29.921 ton. Ini artinya produktivitas mencapai 77,80 kwintal per hektar.
Sementara itu, tingkat konsumsi beras di Denpasar mencapai 167,89 ton per hari. Sementara jumlah produksi beras di sebanyak 35 ton dengan jumlah penyosohan beras sebanyak 5 unit yang tersebar di beberapa lokasi. Artinya, kebutuhan beras warga kota lebih banyak dari luar.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Suryawangsa mengatakan, rata rata konsumsi per hari masyarakat mencapai 231 gram per pekapita. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Denpasar mencapai 716.800 jiwa, sehingga didapat konsumsi per hari mencapai 167,89 ton.
Di tengah kenaikan harga beras di pasaran yang terjadi secara terus menerus tentu menjadi polemik bagi masyarakat. Dengan itu beberapa upaya mulai dilakukan. Seperti digelontorkannya Bantuan Pangan Pemerintah yang di Kota Denpasar sendiri menyasar kepada 4.562 Kelompok Penerima Manfaat (KPM). Masing-masing KPM akan mendapatkan 10 kilogram per bulan.
Dengan itu total beras Bantuan Pangan yang disalurkan dalam sebulan di Kota Denpasar mencapai 45.620 kilogram atau sekitar 1.520,6 per hari. Selain itu, penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) dari Bulog juga diharapkan bisa meredam kenaikan harga beras.
Penyaluran beras SPHP ini melalui pedagang di pasar tradisional ataupun toko kelontong. Berdasarkan data dari Bulog Kantor Wilayah Bali di Kota Denpasar sendiri tercatat ada 52 pedagang yang menyalurkan beras dengan HET Rp54.500 per 5 kilogram itu. (Asmara Putera/balipost)
Credit: Source link