JawaPos.com- Di tengah kesibukannya, ulama Indonesia Dr KH Arrazy Hasyim masih kerap pulang ke rumah mertuanya. Yakni, di Desa Palang, Kecamatan Palang, Tuban, Jawa Timur. Warga kampung pesisir itu cukup mengenali Buya Arrazy, panggilan akrab mubalig muda itu sebagai sosok sederhana dan menyayangi keluarga.
Seperti disampaikan Agus Abdul Manan, kepala Desa Palang. Dia menuturkan, pihaknya masih ingat kejadian semalam sebelum insiden tertembaknya HS, putra kedua Buya Arrazy. Saat itu, Selasa (21/6) malam, Buya Arrazy memberikan ceramah di haflah akhirussanah di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Musthofawiyah, Palang.
Agus melihat Buya Arrazy memangku HS dengan penuh kasih sayang. Ketika itu posisinya duduk di kursi bersama tamu undangan lainnya. Agus juga melihat beberapa kali bocah berusia 3 tahun itu turun dari pangkuan ayahnya. Lalu, berlarian di depan. Bahkan, HS sempat naik panggung. ”Buya hanya bisa memandangi putranya sambil sekali tersenyum,” kenang Agus kepada Jawa Pos Radar Tuban, Kamis (23/6).
Dia pun sungguh tidak menduga bahwa peristiwa yang dilihatnya pada malam itu, sebagai malam terakhir perjumpaan HS dengan sang ayah. Rabu (22/6) siang, pihaknya mendengar kabar memilukan itu. HS tertembak secara tidak sengaja oleh HF, kakaknya sendiri yang masih berusia 5 tahun, ketika bermain-main pistol milik anggota polisi yang menjadi pengawal Buya Arrazy.
‘’Kita turut mendoakan, semoga khusnul khotimah dan Buya Arrazy beserta keluarga senantiasa diberikan ketabahan dan keikhlasan dalam menerima musibah ini,’’ ungkap Agus dengan menghela nafas panjang.
Saat pulang ke kampung istrinya, lanjut Agus, dirinya juga sering melihat ulama muda kelahiran 1982 tahun itu mengantar putranya membeli jajan di minimarket terdekat. Juga, menemani sang buah hati bermain di pantai, yang tidak jauh dari kediaman mertuanya itu. ‘’Beliau terlihat begitu menyayangi keluarga,’’ tuturnya.
Credit: Source link