JawaPos.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah melepas langsung ekspor 20 ton teh senilai Rp 614 Juta ke Uni Emirat Arab. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan angka ekspor untuk mengejar pertumbuhan nasional agar kembali ke jalur positif tahun ini.
Menururnya, ekspor teh membuktikan bahwa sektor pangan paling tangguh terhadap Covid-19 sekaligus membuktikan teh masih menjadi komoditas primadona dari Jabar selain kopi.
“Bahkan, sejauh ini ekspor produk pertanian dan perkebunan Jabar masih yang tertinggi di Indonesia,” ujar kepala daerah yang biasa disapa Emil itu dalam keterangannya, Senin (29/3).
Khusus produk teh, kontribusi Jabar terhadap total produksi teh nasional sebesar 69,15 persen, disusul Jawa Tengah 9 persen, Sumatera Utara 6,20 persen, Sumatera Barat 5,70 persen dan Jambi sebesar 2,59 persen.
Emil menyebut, ekspor teh ini akan berpengaruh terhadap recovery rate atau angka pemulihan ekonomi Jabar pasca-Covid-19. Minggu ini diketahui recovery rate Jabar terus meningkat di angka 58 setelah pekan sebelumnya di angka 48.
“Alhamdulillah ekonomi Jabar hasil laporan minggu ini recovery rate-nya di angka 58, dua minggu lalu di 48, kita terus bergerak,” ujarnya.
Emil optimistis angka tersebut akan tercapai seiring bergeraknya ekonomi dan vaksinasi. Ekonomi Jabar diprediksi akan tumbuh positif 4,5 persen pada akhir 2021. “Mudah-mudahan sesuai prediksi akhir tahun 2021 ekonomi Jabar bisa tumbuh positif 4,5 persen, salah satunya dengan pergerakan ekonomi lewat ekspor teh,” imbuhnya
Sebagai informasi, luas lahan perkebunan teh di Jabar berdasarkan Data Statistik Perkebunan 2019 tercatat 85.234 hektare. Terdiri dari perkebunan rakyat (45.240 ha), perkebunan besar swasta (20.652 ha) dan perkebunan besar negara (19.342 ha).
Perkebunan teh di Jabar tersebar di 11 Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung (18.968 hektare), Bandung Barat (2.900 ha), Bogor (1.998 ha), Ciamis (174 ha), Cianjur (22.881 ha), Garut (6.822 ha), Majalengka (672 ha), Purwakarta (4.706 ha), Subang (2.350 ha), Sukabumi (13.187 ha), Sumedang (525 ha) dan Tasikmalaya (10.052 hektare). Rata-rata produktivitas sebesar 1.519 kilogram per hektare. Adapun produktivitas tertinggi berada di Kabupaten Tasikmalaya (1.918 kg/ha) dan terendah Kabupaten Majalengka (343 kg/ha).
Editor : Dimas Ryandi
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link