JawaPos.com – PT Bank Maybank Indonesia, Tbk (Maybank Indonesia) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,06 triliun hingga September 2022 didukung tumbuhnya penyaluran kredit.
“Seiring dengan aktivitas perdagangan serta bisnis yang terus bergerak naik pada sembilan bulan pertama 2022 telah mendorong permintaan akan pembiayaan. Terutama bagi perusahaan berskala besar dan korporasi serta ritel sehubungan dengan membaiknya tingkat konsumsi masyarakat,” ujar Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria dalam keterangan yang diterima JawaPos.com, Kamis (28/10).
Total pembiayaan Maybank Indonesia tumbuh signifikan sebesar 12,8 persen menjadi Rp 111,45 triliun dari Rp 98,78 triliun tahun lalu. Kredit segmen Global Banking telah mencatat pertumbuhan pesat sebesar 25,0 persen menjadi Rp 45,63 triliun dari Rp 36,50 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Didukung membaiknya daya beli masyarakat, kredit segmen CFS Ritel (konsolidasian) tumbuh 13,8 persen menjadi Rp 37,74 triliun dari Rp 33,18 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Bisnis kartu kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA) tumbuh 12,5 persen menjadi Rp 2,83 triliun dari Rp 2,51 triliun, diikuti pembiayaan otomotif anak perusahaan yang tumbuh 20,0 persen menjadi Rp 18,33 triliun dari Rp 15,27 triliun.
Sementara, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) naik 8,2 persen menjadi Rp 16,03 triliun dari Rp 14,82 triliun tahun lalu, dan segmen tersebut masih terus menunjukkan pertumbuhan sejak awal 2022. Di tengah kegiatan bisnis yang terus berangsur normal, Bank mencatat biaya overhead tetap terkendali sebesar Rp 4,33 triliun.
Kredit segmen Retail Small and Medium Enterprises (RSME) tercatat tumbuh 5,7 persen menjadi Rp 12,76 triliun dari Rp 12,07 triliun. Sementara, bagi usaha segmen Small and Medium Enterprises dengan segmentasi plafon kredit lebih besar (atau disebut sebagai SME+ oleh Bank) tumbuh 1,3 persen menjadi Rp 5,08 triliun dari Rp 5,01 triliun seiring dengan aktivitas bisnis dan perdagangan yang kembali normal.
“Perseroan tetap disiplin dalam menerapkan kebijakan pengelolaan biaya secara berkelanjutan di seluruh organisasi maupun di dalam kegiatan usahanya, agar setiap biaya yang dikeluarkan dapat meningkatkan pendapatan Bank,” tuturnya.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, Pendapatan Non-Bunga (Fee-based Income) di luar pendapatan fees Global Market sebesar Rp 1,23 triliun yang bersumber daripada pendapatan fee terkait bisnis pembiayaan dan ritel, serta anak perusahaan. Sementara, fees terkait Global Market mengalami penurunan sebesar 63,7 persen disebabkan oleh dinamika suku bunga global dan volatilitas pasar yang menyebabkan pendapatan fee-based turun 10,4 persen year-on-year (yoy).
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link