Ilustrasi berita palsu (Foto: Phys)
Beijing – Media abal-abal atau terkenal dengan istilah ‘media bodrex’ di China meraup keuntungan senilai Rp6,45 miliar, yang diperoleh dari praktik pemerasan selama tiga tahun terakhir.
Kejahatan itu terbongkar lewat penangkapan bos kelompok media bermarga Zhang yang menjalankan praktik penipuan berdalih wawancara sejak 2015, disusul juga dengan penangkapan tujuh wartawan gadungan di Xingtai, Provinsi Hebei.
Zhang diketahui salah satu dari delapan tersangka yang ditangkap aparat Kota Binzhou, Provinsi Shandong, pada bulan lalu atas tudingan pemerasan terhadap beberapa perusahaan dan lembaga dengan ancaman pemberitaan negatif.
Dilansir dari Global Times pada Selasa (22/5), sejak 2010 kelompok media yang dijalankan tujuh wartawan tersebut telah memperoleh keuntungan sebesar 200 ribu RMB (Rp430 juta). Tindak kejahatan itu dilakukan di beberapa provinsi di China.
Untuk mengantisipasi maraknya media abal-abal, Lembaga Anti-Pornografi dan Publikasi Ilegal Nasional China (NOAPIP) telah menyuarakan kampanye melawan media dan wartawan bodrex sejak awal tahun ini.
Lewat pernyataan pers, lembaga tersebut menyoroti masalah pemerasan dan sejumlah wartawan gadungan yang terbukti membantu atau memproduksi berita palsu. Kedua praktik itu diancam tuntutan hukum yang berat
TAGS : Media Bodrex China Penipuan
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/34867/Media-Bodrex-di-China-Untung-Rp65-Miliar/