JawaPos.com – Kinerja industri alas kaki bertumbuh positif. Laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) sampai kuartal III 2022 dengan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp 7,87 triliun.
Angka tersebut meningkat 13,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 6,94 triliun. Tren positif tersebut berhasil dijaga di tengah isu banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa pertumbuhan kinerja industri alas kaki didorong oleh kenaikan ekspor. Secara kumulatif sejak Januari–September 2022, volume ekspor dari industri naik 34,28 persen (YoY) menjadi 337.480 ton.
Industri kecil dan menengah (IKM) yang prospektif naik kelas hingga mampu menambah kinerja pasar luar negeri. “Pemerintah terus mendampingi untuk (industri, Red) yang skala kecil dan menengah agar mampu memenuhi standar pasar,” ujar Kepala Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia Syukur Idayati Kamis.
Syukur menambahkan, Kemenperin mendorong IKM alas kaki untuk melakukan pengembangan produk dan konsisten berinovasi untuk menjawab kebutuhan pasar. Selain itu, melakukan uji laboratorium untuk menjaga standar mutu.
“Ini untuk mengetahui mutu sepatu atau alas kaki yang diproduksi,” ujarnya.
Menurut Syukur, beberapa IKM sepatu yang telah mengekspor produknya juga membutuhkan uji laboratorium tersebut untuk memenuhi standar yang diinginkan pasar global. Misalnya, PT Venamon Footware Manufacturer.
Produsen asal Bandung itu menjaga mutu dengan sederet standar yang telah tersertifikasi. “Kami berupaya untuk terus beradaptasi dengan legalitas dan standar yang dibutuhkan,” kata Direktur PT Venom Footware Manufacturer Henny Setiadi.
Hingga saat ini, sepatu yang diproduksi di Bandung tersebut telah merambah pasar Malaysia hingga Brunei Darussalam.
Credit: Source link