INDOPOS.CO.ID – Indonesia masih memiliki tantangan besar di bidang kualitas sumber daya manusia (SDM). Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dalam keterangan, Minggu (6/3/2022).
Menaker mengungkapkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2021, sebanyak 55 persen dari penduduk yang bekerja berpendidikan SMP ke bawah (rendah).
Menurutnya, hal tersebut menggambarkan kualitas sebagian besar pekerja Indonesia masih relatif rendah. Tentu saja hal ini berdampak langsung terhadap produktivitas dan daya saing angkatan kerja Indonesia.
Lebih jauh ia mengungkapkan, bagi kaum perempuan, tantangan terkait pendidikan dan kompetensi yang dihadapi juga lebih besar. Data menunjukkan persentase angkatan kerja perempuan yang berpendidikan rendah (SMP ke bawah) lebih besar dibandingkan laki-laki.
“Sedangkan untuk angkatan kerja dengan tingkat pendidikan menengah (SMA dan SMK), persentase perempuan justru lebih rendah dibandingkan laki-laki,” bebernya.
Sementara itu, dari total 55,5 juta angkatan kerja perempuan, sekitar 16,34 persen memiliki pendidikan tinggi. Sedangkan dari total 84,3 juta angkatan kerja laki-laki, hanya 10,81 persen yang memiliki pendidikan tinggi.
Kondisi tersebut, masih ujar Ida, mengindikasikan bahwa bekal pendidikan tinggi mampu mendorong perempuan usia kerja untuk masuk ke pasar kerja. “Artinya pendidikan berperan penting sebagai pembuka pintu perempuan untuk mampu berdaya dan berkarya terutama di era digital ini,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, masyarakat Indonesia masih tertinggal dalam hal daya saing digital. Ketertinggalan tersebut mulai dari masih terbatasnya masyarakat dengan skill digital yang mumpuni, hingga masih banyaknya pendidikan yang tidak relevan dengan perkembangan kebutuhan pasar kerja saat ini. (nas)
Credit: Source link