Mencuri Raden Saleh Genre Heist di Tengah Gempuran Film Horor

Mencuri Raden Saleh Genre Heist di Tengah Gempuran Film Horor

Mencuri Raden Saleh termasuk film berisiko tinggi dalam menggaet penonton. Selain genre heist yang belum banyak dibuat sineas lokal, durasi 154 menit pun bisa membuat penonton mati gaya di kursi. Namun, penggarapan yang apik membuat film tersebut mampu menuai respons positif.

RP 2 miliar. Nominal fantastis itu dibutuhkan Piko (Iqbaal Ramadhan) untuk membebaskan ayahnya, Budiman (Dwi Sasono), yang ditahan karena pembobolan bank. Piko tak bisa lagi mengandalkan forgery atau pemalsuan karya, yang selama ini dilakukannya. Dengan bantuan Ucup (Angga Yunanda), sahabatnya yang punya akses ke kalangan elite seniman, Piko mendapat misi baru.

Dia tidak lagi memalsukan lukisan. Piko dipaksa banting setir menjadi pencuri lukisan. Misinya tak tanggung-tanggung: mencuri Penangkapan Pangeran Diponegoro, lukisan karya Raden Saleh yang berstatus harta nasional. Karya tersebut ada di Istana Negara, dikawal dengan penjagaan ketat.

Tugas itu tak mampu diemban dua orang saja. Kemampuan Ucup sebagai hacker yang dapat membobol server hingga jaringan CCTV pemerintah saja tidak cukup. Mereka lantas menghimpun komplotan. Piko mengajak Gofar (Umay Shahab) dan Tuktuk (Ari Irham), kakak beradik mekanik dan pembalap liar. Sarah (Aghniny Haque), pacar Piko yang seorang atlet pencak silat, ikut dengan sukarela.

Setelah sempat gagal, lima sekawan itu merekrut Fella (Rachel Amanda), bandar segala jenis perjudian yang besar di keluarga mapan dengan koneksi kuat di kalangan atas. Komplotan tersebut membuat rancangan pencurian serapi mungkin. Tanpa bolong dan titik lemah. Targetnya, mencuri Penangkapan Pangeran Diponegoro tanpa tertangkap dan mengamankan janji bayaran selangit.

Visinema memperkenalkan ’’rasa’’ baru di film laga tanah air. Mencuri Raden Saleh menyuguhkan cerita heist dengan aksi laga komplet. Tergolong berisiko lantaran film laris di tanah air didominasi film horor. Ada ’’bumbu’’ adu balap dan tabrak ala Fast and Furious, pertarungan jalanan, aksi kucing-kucingan, sampai komedi. Seluruh elemen itu dikemas sutradara Angga Dwimas Sasongko dengan stylish, namun tetap membumi dan realistis.

Durasi 154 menit, yang secara teori terasa panjang, justru pas. Angga dan co-writer Husein M. Atmodjo berhasil meramu cerita yang efektif. Para tokoh utama mendapat porsi cerita yang layak. Tensi tinggi Mencuri Raden Saleh juga didukung visual yang dikomando sinematografer Bagoes Tresna Aji dan musik garapan Abel Huray.

Lubang dalam film adalah tokoh di circle pemeran utama yang masih abu-abu. Seperti ayah Piko serta mantan Presiden Permadi (Tyo Pakusadewo) dan putranya, Rama (Muhammad Khan).

Angga menuturkan, Penangkapan Pangeran Diponegoro dipilih karena memiliki nilai historis serta menceritakan kisah pengkhianatan dan perlawanan. Menurut dia, lukisan itu juga paling ’’mewakili’’ Raden Saleh.

’’Ibarat Leonardo da Vinci, Penangkapan itu Monalisa-nya Raden Saleh. Karena itu, kami risetnya panjang. Dari pigmen warna merah yang dipakai di lukisan sampai riwayat restorasinya,’’ papar CEO Visinema tersebut dalam press junket di Surabaya pekan lalu.

Tak cuma menantang tim produksi, Mencuri Raden Saleh juga memaksa keenam cast mudanya untuk melakukan persiapan ekstra. Selain memenuhi tuntutan peran, banyak di antara mereka yang mendapat peran di luar zona nyaman. Mereka juga berkesempatan melakukan adegan stunt sendiri.

Aghniny, yang beberapa kali terlibat di film action besutan Angga, mengakui bahwa adegan laga di Mencuri Raden Saleh cukup berbeda. ’’Di film ini, adegan action-nya lebih ke street fight. Aku juga harus belajar sikap pencak silat yang semua gerak badannya harus bagus,’’ terang mantan atlet taekwondo itu.

Di sisi lain, Iqbaal yang memiliki fobia ketinggian harus menjalani adegan kejar-kejaran di bangunan setinggi 15 m. Selain itu, Ari melakukan sendiri balapan hingga trik seperti donut dan drifting. ’’Padahal, aku nggak jago-jago amat pakai (transisi) manual. Sering mati-mati,’’ ucapnya.

TRIVIA

– Rachel Amanda mewarnai rambutnya untuk kali pertama demi peran Fella.

– Iqbaal ikut mengisi bass di scoring.

– Untuk persiapan peran, Aghniny melakukan diet dan latihan beban. Tempaan itu membuat rasio body fat-nya turun hingga 10 poin.

– Umay Shahab dan Ari Irham menghabiskan waktu make-up paling lama. Sebab, mereka harus menggelapkan kulit wajah, tangan, dan badan.

– Pada 2,5 tahun pertama penggarapan, Angga Dwimas menyiapkan lima lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro yang tampil di film. Kini, mengikuti etika terkait penanganan karya palsu, tiga di antaranya telah dirusak dan dua lainnya akan dirombak menjadi karya baru.

– Untuk scene Sarah yang bertarung di ballroom, tim kostum menggunakan gaun rancangan Jeffry Tan. Mereka juga menyiapkan tiga gaun cadangan dengan bahan dan warna identik, namun dengan potongan yang sedikit berbeda.

– Lukisan Hutan Rimba karya Widayat dalam adegan pembuka merupakan koleksi pribadi Angga Dwimas, warisan dari ayahnya.

– Adegan pengejaran dengan mobil dilakukan di SCBD dalam waktu dua hari. Melibatkan 30–40 mobil dan mengerahkan seluruh kamera tim produksi.

CATATAN

Ada satu mid-credits scene, tak lama setelah credits bergulir

MENCURI RADEN SALEH

RATING USIA: R-13

DURASI: 154 menit

TANGGAL RILIS: 25 Agustus

SUTRADARA: Angga Dwimas Sasongko

PENULIS NASKAH: Angga Dwimas Sasongko, Husein M. Atmodjo

PEMERAN: Iqbaal Ramadhan, Angga Yunanda, Aghniny Haque, Umay Shahab, Ari Irham, Rachel Amanda

IMDb: 8,2/10

Pengguna Google: 97%


Credit: Source link

Related Articles