JawaPos.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengakui, perdagangan luar negeri Indonesia sering dihambat negara lain. Bahkan, tak jarang perdagangan Indonesia dipermainkan oleh negara tetangga, seperti Filipina.
“Dalam perjalanannya, ekspor-ekspor kita juga dikerjain banyak sama negara lain. Yang paling menyakitkan adalah sebenarnya menurut hemat saya adalah negara-negara yang dekat dengan kita contohnya dengan Filipina,” ujarnya dalam acara webinar Bisnis Indonesia Business Challenges 2021, Selasa (26/1).
Lutfi mencontohkan, seperti halnya negara Filipina yang mengeluarkan kebijakan safeguard berupa bea masuk tindakan pengamanan perdagangan sementara (BMTPs) mulai 5 Januari 2021 lalu. Sebagai informasi, safeguard merupakan upaya melindungi produk lokal dari serbuan impor produk serupa yang dinilai mengancam kelangsungan industri dalam negeri.
Padahal, kata Lutfi, Filipina merupakan salah satu negara tujuan ekspor mobil produksi di Indonesia. Lutfi memandang, langkah pemerintah Filipina tersebut sebenarnya juga menunjukkan bahwa ekspor Indonesia mampu bersaing di negara lain.
“Dalam hati ya, karena ini forum terbuka sebenarnya industri mobil apa di sana yang kejadian itu balance of trade mereka menjadikan mungkin crowd account mereka kena juga karena kita mengekspor barang-barang berteknologi tinggi,” ungkapnya.
Belajar dari pengalaman tersebut, Lutfi menilai, Indonesia perlu bergabung dalam berbagai perjanjian perdagangan bebas agar bisa terhindar dari hambatan-hambatan mendadak seperti yang dilakukan Filipina tersebut.
Sehingga, Indonesia dapat memperbesar produk ekspor dan juga membuka pasar. Hal ini sudah ditunjukkan oleh negara-negara ketika mereka ikut perjanjian bebas IPP. “Perjanjian kita sekarang dengan RCEP, menunjukkan kita mesti jalan,” imbuhnya.
Lutfi menambahkan, kedepannya pihaknya akan mempersiapkan agar Indonesia bisa menjadi pelaku di industri berteknologi tinggi. Sehingga dapat bersaing di pasar global.
“Tugas saya di masa mendatang, kita mesti mempersiapkan agar Indonesia bisa menjadi pelaku di industri berteknologi tinggi,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link