JawaPos.com – Beberapa negara Asia mencari sumber alternatif untuk inokulasi Covid-19 setelah pembatasan ekspor oleh produsen vaksin di India. Sebab India mengalami lonjakan kasus Covid-19 lagi yang membuat program vaksin global yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengalami embargo atau kekurangan pasokan. Indonesia pun terkena dampaknya. Vaksin AstraZeneca tak bisa terdistribusi dengan baik.
Dilansir dari Reuters, Senin (5/4), pengekangan ekspor atau embargo itu memantik masalah yang dihadapi skema COVAX, yang diandalkan oleh 64 negara miskin. Kekurangan tersebut dapat membuat negara-negara miskin semakin tertinggal dalam hal vaksinasi, meningkatkan ketidakadilan vaksin, mempersulit upaya global untuk menjinakkan virus korona termasuk varian yang lebih menular.
Korea Selatan, Indonesia, Filipina, dan Vietnam termasuk di antara negara-negara yang terkena penundaan pengiriman vaksin yang telah dijanjikan di bawah program COVAX. India, pembuat vaksin terbesar di dunia, menghentikan sementara ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII), karena para pejabat fokus untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat.
The Serum Insitute akan mengirimkan 90 juta dosis vaksin untuk COVAX selama Maret dan April dan, meskipun belum jelas berapa banyak yang akan dialihkan untuk penggunaan domestik, fasilitator program memperingatkan bahwa penundaan pengiriman tidak bisa dihindari. Di Indonesia, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan 10,3 juta dosis dari COVAX kemungkinan ditunda hingga Mei. India belum memberikan perincian tentang lamanya pembatasan ekspornya tetapi UNICEF, mitra distribusi COVAX, mengatakan pada akhir pekan bahwa pengiriman diperkirakan akan dilanjutkan pada Mei.
Menurut Nadia, setidaknya saat ini ada 23 juta dosis di mana 11 juta dosis sudah siap untuk program vaksinasi jadi dan akan diedarkan. Namum sisanya, masih proses.
“Nah 11 juta ini yang akan beredar di bulan April. Stok ini supply di April itu dari Sinovac/Biofarma,” jelas Nadia kepada JawaPos.com, Senin (5/4).
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link