Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif (Foto: Presstv)
Teheran, Jurnas.com – Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, anggota pakta nuklir 2015 dari Eorpa secara hukum tidak memiliki posisi untuk menarik diri dari perjanjian tersebut.
Zarif mengatakan, tiga pihak Eropa dalam perjanjian nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), sudash gagal memenuhi kewajiban mereka di bawah pakta dan bahkan melanggarnya dalam beberapa kasus.
“Selain AS yang secara terang-terangan melanggar perjanjian melalui penarikannya, Eropa (Inggris, Prancis, dan Jerman) juga bersikap sama dalam beberapa kasus,” kata Zarif di Teheran, Minggu (6/9).
Zarif menekankan bahwa JCPOA adalah perjanjian internasional, yang diratifikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memiliki kerangka kerja yang jelas. “AS telah menarik diri dari kesepakatan yang melanggar peraturan internasional,” tegasnya.
Presiden AS Donald Trump adalah pengkritik keras perjanjian nuklir itu, yang diraih antar Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman. Di bawah perjanjian itu, sanksi terkait nuklir terhadap Iran dicabut sebagai imbalan pembatasan program nuklir Teheran.
Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan pada Mei 2018 dan mengeluarkan sanksi “terberat” terhadap Republik Islam yang menentang kritik global dalam upaya untuk mencekik perdagangan minyak Iran.
Menanggapi Gedung Putih, Teheran sejauh ini telah mendayung kembali komitmen nuklirnya tiga kali sesuai dengan Pasal 26 dan 36 JCPOA tetapi menekankan bahwa tindakan pembalasannya akan dapat dibalik begitu Eropa menemukan cara-cara praktis untuk melindungi perdagangan bersama dari sanksi AS.
Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengatakan, Teheran akan terus mengurangi komitmennya di bawah JCPOA, jika para anggota lain pakta tersebut gagal memenuhi kewajiban mereka.
“Keputusan Iran mengurangi sebagian dari komitmennya di bawah JCPOA diambil setelah satu tahun Washington menarik diri dari kesepakatan dan dengan tujuan mencapai keseimbangan antara hak dan komitmen negara,” kata wakil kepala AEOI untuk urusan internasional, parlemen dan hukum, Behrouz Kamalvandi.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengatakan akhir bulan lalu bahwa pihak-pihak yang masih tersisah dalam perjanjian nuklir menyatakan komitmen mereka untuk melestarikannya. Namun, ia menekankan bahwa ada kesulitan yang semakin besar di masa depan.
“Adalah kepentingan semua pihak untuk tetap berkomitmen pada kesepakatan, tetapi menjadi semakin sulit,” kata Mogherini kepada wartawan setelah pertemuan para pihak di PBB.
TAGS : Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Iran Eropa Mohammad Javad Zarif
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/60460/Menlu-Zarif-Eropa-Langgar-Hukum-jika-Keluar-dari-Pakta-Nuklir/