Padahal, selain menawarkan efisiensi bahan bakar dan ramah lingkungan, mobil dengan baterai itu menawarkan fungsi lain untuk kebutuhan rumah tangga, misalnya Outlander PHEV yang bisa menjadi genset di kala darurat.
Baca juga: 42 jam menggaet investasi mobil listrik di Jepang
Boediarto, Head of After Sales Service Group PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), menyampaikan bahwa merawat baterai mobil listrik tidaklah sulit, asalkan pengguna berpedoman pada buku manual dan memahami cara kerja dan pengisian baterainya.
“Pengguna dapat memaksimalkan metode pengisian daya normal atau fasilitas home charging dengan arus listrik rendah, dan minimalisir penggunaan metode quick charging dengan arus tinggi kecuali diperlukan,” kata Boediarto dalam siaran pers, dikutip Selasa.
Ia menjelaskan, metode pengisian daya baterai kendaraan listrik yang tepat merupakan bagian dari upaya perawatan baterai.
Mobil yang menggunakan baterai tipe Li-ion seperti Outlander PHEV sebaiknya hindari parkir di lokasi bertemperatur tinggi atau terkena sinar matahari langsung. Pengguna juga disarankan menjaga kapasitas baterai pada persentase sedang dan menghindari kondisi baterai kosong serta tak disarankan menyimpan baterai dalam kondisi penuh untuk waktu lama.
“Jika konsumen hanya dapat menggunakan metode quick charging, kami merekomendasikan untuk tetap menggunakan metode pengisian daya normal setidaknya sekali dalam dua minggu,” kata Boediarto.
Khusus untuk model Outlander PHEV, lanjut dia, Mitsubishi sudah membekali garansi 100.000km/3 tahun, merujuk pada ketentuan yang tertera di service manual book.
Baca juga: Toyota X-Prologue meluncur 17 Maret
Bisa menjadi genset
Pemilik Mitsubishi Outlander PHEV bisa memanfaatkan kendaraan mereka sebagai genset (generator set) listrik untuk momen darurat.
Head of PC Technical Service and CS Support Section Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Irwansyah Siregar, menjelaskan bahwa Outlander PHEV bisa dijadikan sumber listrik melalui baterai saat kapasitasnya terisi penuh.
Ia menjelaskan Outlander PHEV memiliki kapasitas baterai 13.800 watt atau 13,8Kwh, sehingga dalam kondisi penuh bisa dipergunakan untuk hal lain.
Cara kerjanya, pemilik cukup mencari colokan listrik di bagian belakang mobil, kemudian menghidupkan kunci kontak, maka listrik akan mengalir ke perangkat yang dihubungkan.
Ia mengatakan, jika kapasitas baterai menurun mendekati 20 persen, maka mesin bensin akan menyala untuk mengisi daya listrik pada baterai mobil.
Outlander PHEV merupakan kendaraan dengan motor listrik sebagai penggerak utama yang dijalankan dari tenaga baterai. Untuk mengisi baterai, pengguna bisa melakukannya di rumah dengan beban 3.600 Watt.
“Listrik awal memakai 3.600watt. Kalau sudah mulai charging akan turun konstan pada rata-rata 2.000 watt,” kata Boediarto.
Boediarto menyarankan agar pengguna Outlander PHEV melakukan pengisian daya normal semalaman di rumah, untuk menjaga daya tahan baterai. Menurut dia, fitur pengisian cepat atau quick charging akan mempengaruhi usia baterai.
Baca juga: Pemerintah butuh propaganda dongkrak target 400 ribu mobil listrik
Baca juga: Pengamat: Ekosistem kendaraan listrik butuh konsistensi regulasi
Baca juga: Semua mobil Volvo berpenggerak listrik pada 2030
Pewarta: A069
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link