Manajemen Mercedes-Benz AG, Jörg Burzer mengungkapkan bahwa masa depan jaringan produksi Mercedes-Benz global dimulai dengan produksi EQS di Pabrik 56. Masa depan yang semakin canggih yang sepenuhnya digital, terhubung, dan sangat fleksibel untuk menciptakan kendaraan bebas dari polusi.
“Awal produksi EQS adalah puncak dari inisiatif kendaraan listrik kami yang belum pernah terjadi sebelumnya di area produksi. Pada tahun 2022, total delapan kendaraan listrik Mercedes-EQ akan diproduksi di tujuh lokasi di tiga benua,” ungkap Jörg Burzer yang dikutip dari Economic Times, Selasa.
Baca juga: Mercedes-Benz kenalkan van listrik untuk keluarga
Baca juga: Mercedes-Benz Indonesia jual 818 mobil hingga April, didominasi SUV
Dalam hal ini, EQS akan menjadi Mercedes listrik pertama yang diproduksi di Pabrik 56 bersama dengan kendaraan seperti, sedan Mercedes-Benz S-Class versi long, dan Mercedes-Maybach S-Class.
Mercedes-Benz memiliki keyakinan bahwa pabrik 56 akan menjadi pabrik masa depan yang menjadi manufaktur netral karbon, pabrik ini memiliki atap aula memiliki sistem fotovoltaik yang dapat dengan mudah menutupi sekitar 30 persen dari kebutuhan listrik setiap tahun.
Mercedes-Benz EQS adalah S Class serba listrik terbaik dari Mercedes-Benz. Ini adalah EV termewah yang ditawarkan perusahaan dan juga merupakan tambahan terbaru dalam jajaran produk mereka.
EQS dikabarkan memiliki 350 sensor dari berbagai tipe yang terletak di semua bagian mobil. Sensor itu dapat mencatat jarak, kecepatan dan akselerasi serta kondisi pencahayaan, curah hujan, dan suhu.
Baca juga: MBDI perkenalkan The New S-ClassS450 dengan harga capai Rp3 miliar
Baca juga: Soal mobil listrik, Mercy Indonesia tidak mau gegabah
Baca juga: EQB, SUV listrik 7-seaters Mercedes-Benz
Pewarta: KR-CHA
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link