JawaPos.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memandang, momentum kemerdekaan harus jadi batu loncatan untuk membangun peta jalan dan ekosistem ekonomi digital Indonesia yang potensinya masih terbuka luas.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, situasi pandemi mempercepat dinamika perubahan di sektor bisnis, salah satu sektor yang menjadi mesin pendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di kawasan regional ialah ekonomi digital yang diprediksi berkontribusi mencapai USD 1 triliun setiap tahunnya.
“Potensi nilai ekonomi digital Indonesia pada 2030 diperkirakan mencapai Rp 4.531 triliun atau naik delapan kali lipat dari 2020 yang saat ini berada di angka Rp 603 triliun. Ini berdasar roadmap perdagangan digital di Indonesia yang disiapkan pemerintah,” ujar dalam keterangan resminya, Selasa (17/08).
Menurutnya, potensi ekonomi digital Indonesia masih sangat potensial untuk dikembangkan. Sebab, pandemi mengubah perilaku konsumen yang tidak mementingkan lagi tatap muka, tapi mengakses, membeli dan membayar barang dengan menggunakan beragam infrastruktur digital.
“Saat ini, untuk bisnis yang tumbuh karena digital itu tentunya e-commerce, pembayaran digital, blockchain, komputasi awan, 5G, printing 3D dan masih banyak lagi. Bisnis e-commerce itu tumbuh drastis, dari Rp 302 triliun di 2019, lalu tumbuh menjadi Rp 1.178 triliun di 2025, hingga menuju Rp 1.900 triliun pada 2030,” jelasnya.
Sayangnya, kata Arsjad, data East Ventures Digital Competitiveness Index (EVDCI) melaporkan daya saing digital Indonesia bernilai 27,9. Jika dengan skala 0-100, angka ini memperlihatkan daya saing digital Indonesia masih terbilang rendah. Arsjad menilai hal ini sangat disayangkan, mengingat dengan jumlah penduduk yang sangat besar Indonesia masih memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
“Soal ini, Kadin Indonesia punya dan bisa memainkan peran strategis menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, selain mendorong perusahaan besar juga membantu dan memperkuat UMKM dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan digitalisasi. Bukan hanya bisnis konvensional, tapi juga ekonomi syariah,” tuturnya.
Arsjad menilai, mengambil momentum hari kemerdekaan, Kadin Indonesia bisa melakukan penguatan innovation hub untuk berbagi ilmu, pengalaman dan melakukan program mentoring kepada UMKM dan pengusaha muda, terutama pengusaha daerah.
“Hal tersulit untuk menerapkan transformasi teknologi digital bukanlah terbatasnya human capital atau sulitnya memahami sistem, melainkan change management. Saat ini Kadin Indonesia berupaya membangun ekosistem digital dengan mengajak pengusaha atau expert bidang teknologi digital menjadi pengurus dan memajukan ekonomi nasional,” ujarnya.
Arsjad optimistis langkah pelibatan expert usaha digital di Kadin Indonesia bisa mengakselerasi ekosistem usaha yang berbasiskan data dan ekonomi digital. Kadin Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong para pelaku usaha dalam berbagai skala usaha untuk membuka diri terhadap perubahan, khususnya terkait teknologi digital.
“Di era 4.0 saat ini, kunci kemerdekaan ekonomi adalah kedaulatan digital. Kadin Indonesia bisa memainkan peranan dalam mengakselerasi transformasi society 5.0, demi mendukung percepatan industri digital 4.0. Selain itu, teknologi dimanfaatkan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi juga memecahkan masalah-masalah sosial yang ada demi mewujudkan mimpi kemerdekaan ekonomi dan Indonesia Emas,” pungkasnya.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link