Tuesday, January 19, 2021
Andalan News - Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive
No Result
View All Result
Andalan News - Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral
No Result
View All Result

Muhasabah Kebangsaan: Bahaya Laten Intoleransi

January 29, 2018
in News
4 min read
1
SHARES
2
VIEWS
ShareShareShareShareShare
Muhasabah Kebangsaan: Bahaya Laten Intoleransi

Al-Zastrouw

Al-Zastrouw

Budayawan dan dosen pascasarjana UNUSIA

Tragedi pemukulan terhadap KH. Umar Basri (ajengan Emon) saat melakukan dzikir di masjid Al-Hidayah, masjid pesantren yg diasuh sang ajengan, mengingatkan saya pada dua kejadian penting beberapa tahun lalu.

Pertama, peristiwa pengusiran Gus Dur saat memberikan ceramah pada acara diskusi di Purwakarta. Saat sedang memberikan ceramah tiba-tiba datang sekelompok orang berseragam putih yang secara tegas mengaku dari FPI membubarkan acara tersebut dengan cara-cara yang kasar dan tak beradab. Hujatan, caci maki dan kata-kata kotor ditujukan pada Gus Dur.

Hampir saja terjadi bentrok dan konflik horizontal, karena pada saat itu para Banser dan kaum muda NU sdh siap melakukan serangan balasan. Tapi dengan tegas Gus Dur justru melarang.

Pada saat itu tak ada tudingan FPI membubarkan pengajian, tak ada tuduhan kriminalisasi ulama meski yg dibubarkan adalah majelis Ilmu dan yang dilarang bicara adalah ulama besar yang sdh diakui dunia. Juga tak ada kegaduhan gerakan bela ulama dan Islam dengan demo berjilid-jilid.

Bandingkan dengan kegaduhan yang terjadi saat ini ketika seorang pembicara agama diminta membuat pernyataan setia pada NKRI seperti yang terjadi pada kasus Felix dan Ustad Abdus Shomad, seolah-olah terjadi pelarangan pengajian dan pelecehan ulama. Padahal mereka tidak dilarang memberikan pengajian dan badannya juga tidak tersentuh sedikit pun tapi berita yg tersebar seolah telah terjadi pelecehan ulama, penistaan Islam dan sejenisnya.

Kegaduhan seperti ini sama sekali tidak terlihat saat ajengan Emon dianiaya secara fisik bahkan sampai berdarah-darah di tempat yg disakralkan (masjid) bukan di hotel atau bandara dan saat melakukan ibadah dzikir bukan saat memberikan provokasi yang membakar emosi umat. Kelompok yang pernah mengusir Gus Dur ini diam, cep klakep tanpa ada komentar apalagi reaksi.

Terus terang, melihat reaksi kaum daster ini langsung mengingatkan saya pada hubungan antara Gus Dur dengan ajengan Emon. Ayah beliau adalah santri Hadratus Syeikh Hasyim Asy`ari, pendiri NU yg juga kakek Gus Dur. Ini menunjukkan ada kesamaan genealogi sosiologis dan ideologis antara Gus Dur dengan ajengan Emon. Kesamaan ini yg membuat hubungan emosional antara beliau berdua menjadi dekat. Hal bisa menimbulkan asumsi bahwa ajengan Emon adalah sama atau bagian dari Gus Dur sehingga kelompok-kelompok yang dulu membenci dan mengusir Gus Dur akan merasa tidak perlu simpati apalagi membela. Mereka menganggap beliau bukan ulama sebagaimana mereka menganggap Gus Dur sebagai kaum liberal, yg layak di usir dan dicaci maki. Dengan cara pandang ini sangat bisa dipahami jika kelompok-kelompok yg selama ini teriak-teriak bela ulama dan Islam diam dan tak bereaksi terhadap kasus penganiayaan yang menimpa ajengan Emon.

Kedua, kasus ini mengingatkan saya pada tragedi pembantaian di Banyuwangi 1998. Bermula dari isu pembunuhan tukang santet kemudian melebar menjadi pembantaian terhadap kiai-kiai kampung dan guru-guru ngaji warga NU. Berdasar data tim pencari fakta (TPF) PWNU Jatim korban pembantaian Banyuwangi ini ada 147 orang, bahkan laporan LSM Kompak Banyuwangi mencapai 174 orang.

Saya teringat pada tragedi Banyuwangi karena ada beberapa kesamaan antara kasus Banyuwangi dengan Cicalengka; pertama, sasarannya kiai kampung NU; kedua, terjadi saat menjelang event politik bertensi tinggi, ketiga pelaku yg tertangkap selalu diindikasikan mengalami gangguan jiwa, (bahkan ada yang langsung bunuh diri) sehingga sulit dilacak jejak dan motifnya. Keempat, menjadikan PKI sebagai kambing hitam pelaku pembantaian ulama.

Pada kasus pengusiran Gus Dur, kita bisa melihat bagaimana kelompok-kelompok intoleran menjadi ujung tombak untuk melawan ulama yang mencoba merajut ketuhan bangsa, konsisten pada Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa. Kaum intoleran menganggap ulama seperti ini sebagai ulama liberal, agen zionis dan tidak membela Islam sehingga layak dihujat, diusir dan dicaci maki.

Meskipun mengaku menerima Pancasila, namun mereka menafsirkannya secara sektarian dan eksklusif, sehingga memberangus dan menegasikan keberagaman yang ada. Dan ini terlihat jelas dalam perilaku politik mereka yang radikal dan intoleran. Dalam kasus Cicalengka, indikasi pelaku sebagai bagian dari kelompok ini terlihat jelas dalam perkataan dan sikap pelaku sebelum melakukan pemukulan (sebagaimaan disebutkan dalam kronologi yg beredar di medsos). Peristiwa ini mengindikasikan kaum intoleran semakin brutal dan agresif menyerang ulama dan kelompok teleran dan moderat.

Dalam kasus Banyuwangi saat itu, Gus Dur memahami sebagai upaya memancing emosi kaum Nahdhiyin agar masuk dalam pusaran konflik horizontal sehingga terjadi kekacauan. Oleh karenanya Gus Dur menahan agar umat NU tidak terpancing. Dalam situasi ketegangan politik yang makin meningkat seperti saat ini, bisa jadi berbagai kepentingan sedang bermain memanfaatkan situasi yang ada.

Melihat pola dan modus yang terjadi serta mencermati genealogi ideologi dan sosialogi kelompok-kelompok yang menggunakan ayat dan simbol agama dalam gerakan mereka, bisa dikatakan bahwa gerakan kaum intoleran yang hendak memecah keutuhan bangsa masih menjadi ancaman nyata dalam kehidupan berbangsa. Upaya menghancurkan Pancasila masih dilakukan dengan segala cara.

Jika merujuk pada referensi sejarah kebangsaan, situasi seperti sekarang ini mirip dengan suasana jelang peristiwa pemberontakan 65, ketika rakyat digiring dalam suasana konflik atas nama revolusi. Saat ini rakyat digiring menuju konflik dengan menumbuhkan sikap intoleran menggunakan agitasi atas nama agama dan Tuhan.

Dalam kondisi seperti ini, diperlukan kewaspadaan tingkat tinggi dengan kejernihan nalar dan hati agar tidak mudah hanyut dalam provokasi dan agitasi dalam segala bentuknya. Dulu kita waspada atas bahaya laten PKI ada baiknya saat ini kita waspada terhadap bahaya laten intoleransi.

TAGS : Intoleransi Al-Zastrouw Opini

ADVERTISEMENT

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/28454/Muhasabah-Kebangsaan-Bahaya-Laten-Intoleransi/

ShareTweetSendSharePin
Previous Post

Gerdu Win Deklarasikan Dukungan Jokowi-Cak Imin

Next Post

Gamawan Bernazar: "Saya Siap Dihukum Mati yang Mulia"

Related Posts

Bukan Contoh Baik, Airlangga Rahasiakan Pernah Kena Covid
News

Bukan Contoh Baik, Airlangga Rahasiakan Pernah Kena Covid

January 19, 2021
VidyCoin Peduli Gempa
News

Bencana Gempa Sulawesi Barat Menggerakkan Jiwa Sosial Komunitas VidyCoin

January 19, 2021
VidyCoin Indonesia Peduli Gempa Sulbar
News

VidyCoin Community Indonesia Peduli Gempa Sulbar

January 19, 2021
Next Post

Gamawan Bernazar: "Saya Siap Dihukum Mati yang Mulia"

Israel Perpanjang Penahanan Akademisi Turki

PKB Lolos Verifikasi Faktual oleh KPU

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Di 2021, Australia Kemungkinan Tak Akan Buka Perbatasan Internasionalnya

Di 2021, Australia Kemungkinan Tak Akan Buka Perbatasan Internasionalnya

1 day ago
Sisi Menarik 5 Zodiak Ini Seolah Jadi Magnet Untuk Dapatkan Cinta

Ketahui 5 Zodiak yang Paling Mudah Stres Ketika Hadapi Masalah

1 day ago
Saat Vaksinasi Presiden Jokowi, Vaksinator Ngaku Sedikit Gemetar

Saat Vaksinasi Presiden Jokowi, Vaksinator Ngaku Sedikit Gemetar

6 days ago
Glowmy Tawarkan Masyarakat Jadi Dropship Produk Skincare

Glowmy Tawarkan Masyarakat Jadi Dropship Produk Skincare

1 day ago
Ketua MPR dan Menkop Diundang Hadiri HPN 2021

Ketua MPR dan Menkop Diundang Hadiri HPN 2021

6 days ago
2021, Ekonomi RI Tumbuh 3,9 Persen – KRJOGJA

2021, Ekonomi RI Tumbuh 3,9 Persen – KRJOGJA

1 day ago
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

Highlights

VidyCoin Community Indonesia Peduli Gempa Sulbar

Sedekah di Masa Pandemi Memiliki Pahala Luar Biasa

Yamaha R15 punya tiga warna baru

Segmen MPV topang lebih dari separuh penjualan Toyota selama 2020

Hari ke-11, Polri Terima 310 Kantong Jenazah dan 438 Sampel DNA

3 Zodiak Dikenal Paling Brilian dan Kreatif Hasilkan Karya Seni

Trending

Bukan Contoh Baik, Airlangga Rahasiakan Pernah Kena Covid
News

Bukan Contoh Baik, Airlangga Rahasiakan Pernah Kena Covid

January 19, 2021

JawaPos.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjadi salah satu pendonor plasma konvalesen di Palang Merah...

Kenakan Busana Bergliter Warna-warni, Gwen Stefani Bergaya Era 90-an

Kenakan Busana Bergliter Warna-warni, Gwen Stefani Bergaya Era 90-an

January 19, 2021
VidyCoin Peduli Gempa

Bencana Gempa Sulawesi Barat Menggerakkan Jiwa Sosial Komunitas VidyCoin

January 19, 2021
VidyCoin Indonesia Peduli Gempa Sulbar

VidyCoin Community Indonesia Peduli Gempa Sulbar

January 19, 2021
Sedekah di Masa Pandemi Memiliki Pahala Luar Biasa

Sedekah di Masa Pandemi Memiliki Pahala Luar Biasa

January 19, 2021
Andalan News – Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral

This is an online news portal that aims to share latest Indonesia news, international news, tech, entertainment, lifestyle and automotive. Feel free to get in touch with us!

Recent News

  • Bukan Contoh Baik, Airlangga Rahasiakan Pernah Kena Covid
  • Kenakan Busana Bergliter Warna-warni, Gwen Stefani Bergaya Era 90-an
  • Bencana Gempa Sulawesi Barat Menggerakkan Jiwa Sosial Komunitas VidyCoin
  • VidyCoin Community Indonesia Peduli Gempa Sulbar
  • Sedekah di Masa Pandemi Memiliki Pahala Luar Biasa

Subscribe Now

Loading
  • Contact Us
  • Privacy Policy

© 2020 andalannews.com - All rights reserved!

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive

© 2020 andalannews.com - All rights reserved!