JawaPos.com – Orang tua seringkali tidak menyadari bakat buah hati mereka. Padahal sejak dini, anak sudah menunjukkan beberapa kemampuan mereka dalam sebuah bidang tertentu.
Stimulasi yang tepat sesuai dengan usia anak menjadi kunci keberhasilan dari perjalanan panjang mendidik anak hingga menjadi sosok dewasa kelak. Dalam tips dari Early Learning Centre, keberhasilan mendidik anak sejak dini, salah satunya dengan melihat bakat mereka.
Psikolog Putu Andani mengatakan pada dasarnya otak anak, terutama balita, sedang menyerap sebanyak-banyaknya informasi dari lingkungan sekitarnya untuk mengoptimalkan seluruh aspek-aspek perkembangannya. Menurutnya mulai usia 4-5 tahun, bakat anak-anak sudah mulai terlihat.
“Mulai usia 4 sampai 5 tahun, kecenderungan minat anak sudah mulai terlihat,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (9/12).
Apa saja indikatornya?
Awal mula peminatan ini paling banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kebiasaan di rumah, dan juga paparan topik yang disediakan oleh orang tua. Misalnya, orang tua sering ajak anak ke luar rumah dan berolahraga, minatnya bisa berkembang ke arah aktivitas fisik.
Namun, untuk anak balita, minat tidak sepenuhnya merefleksikan kepribadian atau kecenderungan jangka panjang. Selain itu, anak-anak yang memiliki kesempatan bermain terbukti tidak hanya lebih sehat, bahagia, resilien, dan memiliki kemampuan sosial yang lebih baik, namun mereka juga memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik. Hal itu menjadi dasar keberhasilan akademis di masa depan.
‘Karenanya, penting bagi kita sebagai orang tua memfasilitasi anak-anak bermain dan memberikan stimulasi yang tepat,” jelasnya.
Tips Pilih Permainan Untuk Anak Sesuai Bakat
Menurutnya, bermain bersama menjadi sarana orang tua dan anak dalam mempererat bonding. Orang tua dapat bertugas untuk memilihkan mainan yang sesuai, bermanfaat, dan aman untuk anak, menjadi partner, memberi ruang kebebasan untuk anak mengekspresikan diri, serta memberi batasan bermain yang sehat, seperti menghentikan permainan saat anak merusak barang atau menyakiti orang tua atau temannya.
“Karenanya, mengenalkan mainan berdasarkan usia anak, sesuaikan dengan tahapan perkembangan anak sehingga mainan tersebut mendukung capaian perkembangannya,” jelasnya.
Amati bagaimana cara anak bermain, apakah masih pasif bermain atau sudah aktif, bermain sendiri atau dapat berinteraksi. Sebelum membelikan mainan pikirkan, apakah permainan itu sesuai umur atau tidak.
“Terakhir, orang tua perlu memperhatikan keamanan dari material mainan (lembut atau keras), ada bagian yang kecil atau tidak,” tegasnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link