JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia pada Desember 2020 kembali surplus sebesar USD 2,1 miliar, dengan ekspor sebesar USD 16,5 miliar dan impor sebesar USD 14,4 miliar. Kepala BPS Suhariyanto memaparkan, surplusnya neraca dagang pada Desember 2020 didongkrak oleh peningkatan nilai tahunan ekspor Indonesia dan turunnya impor Desember 2020.
Tercatat, ekspor Indonesia pada Desember 2020 tercatat naik 14,6 persen secara year on year (YoY) sedangkan impor turun tipis 0,47 persen. “Biasanya impor turun kalau Desember, tetapi tidak terjadi di Desember 2020. Bisa dilihat impor kita meningkat dari November dan turun sedikit dari Desember 2019,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/1).
Suhariyanto menjelaskan, yang menjadi penyebab utama surplusnya neraca perdagangan Tanah Air yaitu harga komoditas yang membaik seperti lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan besi dan baja. “Sementara ekspor naik ditopang oleh perkembangan positif harga komoditas. Mulai dari harga minyak dunia, sawit, hingga mineral dan batu bara. Harga ICP di dunia misalnya, pada November 2020 USD 40,67 per barel naik jadi USD 47 per barel pada Desember 2020,” jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, ekspor bulan Desember 2020 juga meningkat ditopang oleh naiknya ekspor migas sebesar 33,66 persen karena kenaikan ekspor minyak mentah, hasil minyak, dan nilai gas. Sementara nonmigas meningkat 7,06 persen.
Suhariyanto menyebut, perdagangan ekspor Indonesia pada akhir tahun 2020 termasuk menggembirakan karena nilainya yang tertinggi selama 2020. Sebab, biasanya ekspor dan impor akhir tahun cenderung menurun karena banyaknya hari libur.
“Ke depan kita berharap seiring peningkatan berbagai komoditas dan peningkatan harga dibarengi penanganan kesehatan kita berharap ekspor ke depan lebih menggembirakan,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link