DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster membuka acara Fashion Show serangkaian Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 6 Tahun 2023, di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Senin (3/7). Ny. Putri Koster menyampaikan, kabar gembira dari penyelenggaraan IKM Bali Bangkit V yang diselenggarakan bersamaan dengan Pesta Kesenian Bali (PKB).
Omzet penjualan selama satu minggu sampai dibukanya IKM Bali Bangkit Tahap 6 penjualannya mencapai total Rp4,150 miliar. Peningkatan penjualan ini tidak hanya menunjukkan geliat IKM UMKM yang semakin baik yang bermuara para peningkatan kesejahteraan mereka, tetapi juga menunjukkan tumbuhnya kesadaran konsumen untuk membeli produk kerajinan Bali yang berkualitas dengan harga pantas di IKM Bali Bangkit.
Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini menambahkan pemeran IKM Bali Bangkit yang diselenggarakan bertepatan dengan pelaksanaan PKB, memiliki pola dan sistem yang sama. Hal ini dilakukan mengingat sesuatu yang dilakukan dengan kontinu dan konsisten akan menunjukkan hasil dan dampak yang baik sesuai keinginan. Pameran ini dilaksanakan secara kontinu, karena diinginkan memperbaiki situasi dan kondisi dari hulu sampai ke hilirnya para pelaku UMKM. Mulai dari produksi, edukasi hingga membangun bakat kemampuan berbisnis para UMKM dan nantinya di hilir bersama UMKM membuka peluang pasar yang lebih luas dan sebelum pasar yang lebih luas dibuka diperlukan kesiapan dari para pelaku UMKM.
Oleh karena itu, pada saat PKB atau ajang apapun yang diadakan di Art Centre, maka pemerannya tetap IKM Bali Bangkit. Dengan ruang berpameran yang gratis, maka kurasi dilakukan dengan ketat dengan persyaratan yang ditentukan. Dalam pameran ini, tidak hanya berpameran, tetapi di dalamnya juga ada edukasi, kepatuhan dan perbaikan situasi kondisi.
Bunda Putri juga mengajak para konsumen untuk cerdas dalam membeli produk kerajinan, jangan sampai membeli produk tiruan yang akan merugikan diri sendiri. Jika dulu pedagang yang menjual produk yang mempengaruhi selera konsumen, maka sekarang justru sebaliknya konsumen supaya lebih cerdas dan bisa mempengaruhi produk yang dijual para pedagang. Konsumen harus cerdas dalam berbelanja, hanya membeli produk kerajinan asli yang diproduksi para perajin di Bali. Sebagai contoh, misalnya produsen membuat kain bordir yang mencuri motif songket dimana produk tersebut ilegal dan melanggar hukum, baik produsen maupun penjualnya bisa terkena pasal dalam undang undang hak cipta.
“Untuk itu, kita sebagai konsumen perhatikan baik baik, apakah kain yang saya pakai merugikan Bali, apakah kain yang saya pakai melunturkan dan menghilangkan warisan. Kalau iya, maka sebagai konsumen kita jangan membelinya dan jangan memakainya. Ketika konsumen tidak membeli ataupun memakai maka para pedagang tidak menjualnya dan tentu saja para produsen juga tidak memproduksinya. Para konsumen musti cerdas , fanatisme kedaerahan bukanlah fanatisme yang sempit tapi justru akan mengentalkan kebhinekaan dari karya karya para perajin seluruh Nusantara,” tegas Ny. Putri Koster.
Pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menekankan pada dampak yang akan terjadi ketika kain tenun tradisional kita ditenun atau dibuat di daerah lain. Selain kita akan kehilangan tenaga kerja karena tidak akan ada lagi yang menenun, pasar kita juga diambil karena pasar dipenuhi dengan kain tenun buatan luar Bali. Hal ini tidak hanya berdampak pada kekuatan ekonomi Bali tetapi juga generasi mendatang tidak akan ada yang mengenal lagi menenun dan tenun tradisional kita akan hilang dan digantikan dengan tenun hasil buatan daerah lain.
Untuk itu, permasalahan ini harus ditangani bersama. Tidak hanya masyarakat yang bergerak dalam bisnis kerajinan, tetapi juga masyarakat selaku konsumen harus turut bergerak bersama menggunakan tenun hasil kerajinan para penenun kita. Satu baju atau kain yang kita beli satu perajin sudah sejahtera. “Untuk itu mari kita guyub bersama, lakukan secara kontinyu dan konsisten sehingga akan menghasilkan sesuatu seperti yang kita harapkan bersama,” ujarnya.
Ny. Putri Koster juga mengingatkan semua akan keberadaan kain tropis atau kain pantai yang sempat trend pada era tahun 1980an. Kain tropis mempunyai bahan dasar kain yang bagus, lukisannya juga bagus, bunga bunganya sangat hidup dan itu diproduksinya di wilayah Kabupaten Gianyar. Kain tropis yang dipakainya adem, ceria karena warna warnanya yang cerah dan harganya yang pantas dengan kualitasnya akan kita bangkitkan kembali kedepannya.
Pembukaan IKM Bali Bangkit Tahap 6 Tahun 2023 ini dimeriahkan dengan peragaan busana berbahan kain tenun endek dan kain tropis dari Dekranasda Kabupaten Gianyar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali serta Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali.
Turut hadir pada kesempatan baik ini, Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ny. Surya Adnyani Mahayastra, Ketua WHDI Gianyar Ny. Diana Dewi Agung Mayun, Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar I Dewa Gede Alit Mudiarta, Kalaksa BPBD Provinsi Bali Made Rentin, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Made Teja, organisasi wanita serta undangan lainnya. (Kmb/Balipost)
Credit: Source link