JawaPos.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis pemulihan ekonomi Indonesia harus diimbangi dengan upaya pengendalian pandemi Covid-19. Hal tersebut juga tercermin dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang menaikkan revisi pertumbuhan ekonomi global.
Kepala Departemen Surveillance OJK Henry Rialdi mengatakan, pemulihan ekonomi global secara perlahan mulai terlihat meski belum terjadi secara merata. IMF telah merevisi terhadap pertumbuhan ekonomi global pada 2020 yang dilatarbelakangi oleh kinerja ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok.
“Ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok memang lebih baik daripada perkiraan dan didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal global yang akomodatif serta pro terhadap pertumbuhan,” ujarnya, dalam Financial Award 2020 dan Webinar Indonesia Financial Industry & Economy Outlook 2021, Kamis (12/11).
Sementara, ekonomi Indonesia sendiri meskipun pada kuartal ketiga masih terkontraksi sebesar minus 3,49 persen. Namun lebih baik ketimbang puncak tekanan ekonomi yang terjadi di kuartal kedua pada tahun ini sebesar 5,34 persen. Kondisi tersebut merupakan sinyal positif bahwa telah terjadi perbaikan atau pemulihan ekonomi.
“Saat ini, sektor rumah tangga dan dunia usaha terlihat masih sangat berhati-hati dalam beraktivitas ekonomi,” tuturnya.
Ia juga mengarakan, dengan masih berlangsungnya peningkatan laju infeksi covid-19, secara umum rilis data pertumbuhan ekonomi terlihat ada perbaikan. Hal itu tercermin dari kinerja positif dari neraca perdagangan yang terus mencatat surplus selama lima bulan terakhir dan belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terakselerasi.
“Kami juga melihat masih ada sektor-sektor yang tumbuh positif dengan tren yang meningkat, misalnya, sektor jasa kesehatan dan industri farmasi. Lalu sektor pertanian khususnya tanaman hortikultura dan perkebunan serta industri makanan dan minuman,” tegasnya.
Meskipun demikian, Ia menambahkan, OJK mencatat masih ada beberapa tantangan yang sedang dihadapi baik di tahun ini maupun di tahun depan. Terdapat dua tantangan yang harus dihadapi, yaitu tantangan sektor keuangan sebagai akibat dari krisis pandemi covid-19. “Kedua, tantangan sektor keuangan yang lebih bersifat struktural,” ucapnya.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link