JawaPos.com – Produk impor yang berseliweran di platform perdagangan elektronik alias e-commerce kembali menjadi perhatian. Banyaknya ragam produk dengan harga murah menjadi ancaman bagi produk lokal yang belakangan juga sedang marak di pasar digital. Itu memunculkan kembali pembahasan tentang kualitas dan daya saing produk lokal.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nurul Huda mengatakan bahwa produk lokal memang masih kalah dari sisi daya saing dan eksposur. Membanjirnya produk impor, menurut dia, juga tidak lepas dari permintaan konsumen.
Karena masyarakat Indonesia cenderung berorientasi pada harga murah, permintaan terhadap barang-barang impor terus meningkat. “Karakteristik konsumen itu membuat para penjual asing menjadi lebih mudah masuk pasar Indonesia,” kata Huda Jumat (19/2).
Dia bahkan memprediksi bahwa proporsi produk yang benar-benar lokal pada perdagangan elektronik hanya sekitar 5 persen. Di sisi lain, volume produk impor tidak bisa diatur atau dibatasi. Pasalnya, e-commerce pun harus mengejar traffic dan konsumen untuk memperoleh pendanaan.
Kemarin, Huda mengusulkan kepada platform perdagangan elektronik lokal agar memberikan ruang khusus bagi produk UMKM lokal. Tentu saja, dengan tanpa menghambat produk impor.
“Memberikan space khusus bisa dengan cara memberikan iklan produk UMKM ataupun space pada laman awal situs atau apps platform-commerce,” tegasnya.
Credit: Source link