JawaPos.com – Genap setahun sejak pandemi COVID-19 melanda dunia di awal tahun lalu. Baik pemerintah maupun publik, termasuk industri dan pelaku bisnis, masih terus berupaya untuk beradaptasi demi membangkitkan kembali gairah ekonomi di tengah situasi yang sulit seperti ini.
Menilik kembali situasi pada 2020, Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa pertumbuhan PDB Indonesia terkontraksi 2-4 persen. Tak terkecuali industri tembakau yang juga terdampak dan mengalami penurunan volume sebesar 9,6 persen. Memasuki era adaptasi kebiasaan yang baru, agar dapat terus beroperasi, bisnis di berbagai sektor dituntut untuk mencari solusi, menata ulang strategi, dan menginisiasi pengembangan inovasi.
Melihat dampak signifikan COVID-19 terhadap bisnis, di bawah kepemimpinan Mindaugas Trumpaitis, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) terus menjalankan komitmennya untuk mengelola kinerja dan menangani operasional perusahaan dalam menghadapi berbagai tantangan yang terjadi, mengakselerasi transformasi bisnisnya, merangkul peluang baru, serta berkontribusi secara berkelanjutan terhadap upaya-upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian Tanah Air.
Mengacu dan berprinsip pada Falsafah Tiga Tangan, Mindaugas percaya bahwa salah satu jalan menanggulangi dampak lanjutan dari pandemi adalah melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengembangkan keterampilan para mitra usaha termasuk petani dan UMKM, karyawan, dan masyarakat luas. Kolaborasi dan transformasi inilah yang menjadi landasan pacu bagi perusahaan untuk senantiasa menciptakan terobosan dan inovasi bisnis yang pada akhirnya mengokohkan kepemimpinan perusahaan.
Pria kelahiran Lithuania ini dipercaya untuk memimpin perusahaan tembakau terkemuka di Indonesia, PT HM Sampoerna Tbk. sebagai Presiden Direktur, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, sejak November 2016. Mindaugas telah mengantongi lebih dari 20 tahun pengalaman di ranah industri tembakau. Sebelum ditugaskan di Indonesia, Mindaugas menjalani peran sebagai Managing Director di salah satu anak perusahaan milik Philip Morris International yang berbasis di Kanada.
Pada awal perjalanan karirnya, Mindaugas bergabung dengan PMI Lithuania pada tahun 1998 di bagian penjualan dan telah berkecimpung dalam banyak peran strategis di perusahaan, termasuk Country Manager Latvia dan Manajer Pemasaran dan Pengembangan Penjualan sampai tahun 2005, lalu menjabat sebagai Manajer Perencanaan Strategis di Philip Morris Internasional Swiss sampai tahun 2007.
Sejak saat itu, Mindaugas telah melampaui berbagai pengalaman dalam mengelola bisnis tembakau di pasar menengah dan besar pada afiliasi global PMI, termasuk lebih dari 10 tahun pengalaman sebagai General Manager/Managing Director di Finlandia (2007-2008), Kawasan Baltik (2008-2010), Meksiko (2010-2013), dan Kanada (2013-2016).
Keharusan untuk berpindah-pindah negara, termasuk Indonesia, dan dihadapkan pada kultur dan tradisi yang berbeda-beda, membuat Mindaugas merasa sangat bersyukur, meski dipenuhi dengan tantangan terutama dalam berinteraksi dan menjalankan bisnis. Ia seakan diberikan kesempatan untuk belajar tanpa henti, bertemu dengan banyak orang dengan latar belakang yang beragam, dan dituntut untuk cepat beradaptasi di lingkungan yang baru. Proses dan pengalaman ini pula yang membuat Mindaugas semakin meyakini perusahaannya selalu berkomitmen untuk mengembangkan para karyawannya melalui berbagai penugasan.
Selama masa kepimpinan Mindaugas di Sampoerna, beragam inisiatif dan program unggulan telah dikembangkan secara signifikan. Dimulai dari perhatian terhadap petani tembakau melalui Sistem Produksi Terpadu, yang telah meningkatkan kesejahteraan sekitar 27.000 mitra petani dengan dukungan teknis dan infrastruktur, pembiayaan dan Good Agricultural Practices (GAP).
“Upaya ini juga sebagai bentuk komitmen kami dalam mendorong produksi tembakau yang berkelanjutan di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara, program Sampoerna Retail Community (SRC) terus digiatkan untuk mengayomi sekitar 130.000 pemilik toko SRC dan lebih dari 50.000 pelaku UMKM melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan sehingga mereka menjadi lebih produktif, mandiri, dan berdaya saing. Lebih lanjut, inisiatif meningkatkan literasi digital bagi toko kelontong tradisional di Indonesia diwujudkan melalui aplikasi AYO SRC dan sebanyak 64% pemilik toko SRC dapat mengoperasikan aplikasi berbasis digital untuk membantu mendukung usahanya.
Selain itu, Mindaugas juga menaruh perhatian terhadap pengembangan kewirausahaan bagi para pelaku dan peminat UMKM melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang menyediakan berbagai kelas pelatihan offline maupun online.
Di tengah situasi pandemi, Mindaugas terus memastikan komitmen perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi pandemi COVID-19 senantiasa diwujudkan. Selama tahun 2020, Sampoerna bekerja sama dengan mitra CSR terus berperan aktif membantu Gugus Tugas COVID-19, BNPB, dan Pemerintah Daerah melalui kontribusi alat kesehatan seperti ventilator, alat PCR, masker, maupun paket sembako ke lebih dari satu juta warga.
Ia jga menerapkan transformasi cara kerja untuk menghadapi era adaptasi kebiasaan baru. Protokol kesehatan ditingkatkan dalam operasional pabrik dan karyawan diharuskan untuk menjalani rapid test maupun protokol lainnya seperti penggunaan antiseptik secara rutin. Mindaugas menceritakan bagaimana proses distribusi diubah dari fisik menjadi virtual yang memungkinkan lebih banyak menjangkau outlet-outlet penjual. Tidak terkecuali mitra-mitra yang tergabung dalam SRC pun diberi dukungan edukasi penerapan protokol kesehatan untuk keberlangsungan usaha yang tetap aman.
“Berbagai upaya ini adalah bentuk realisasi komitmen kami dalam mendukung penanganan COVID-19 oleh pemerintah. Dalam jangka panjang, kami percaya upaya mentransformasi mitra UMKM kami melalui dukungan pelatihan digital juga sejalan dengan dua dari sepuluh prioritas Kementerian Perindustrian dalam roadmap Industry 4.0, yaitu prioritas keempat: Memberdayakan 3,7 juta pelaku UKM melalui e- commerce dan prioritas ketujuh: Mendukung adaptasi pelaku UKM dengan teknologi sebagai upaya peningkatkan SDM nasional,” jelas Mindaugas.
Terlepas dari dukungan ke pemerintah, pria visioner ini juga menakhodai Sampoerna untuk terus berinovasi dengan produk-produknya dengan menggunakan bahan lokal, teknologi mutakhir, dan kualitas sumber daya manusia yang baik. Mindaugas menggarisbawahi bahwa sumber daya manusia menjadi salah satu hal yang lekat dengan kesuksesan sebuah bisnis.
Menurutnya, kepuasan karyawan dalam bekerja juga menjadi salah satu hal yang membuatnya termotivasi untuk terus berkarya. Secara khusus di Indonesia, Mindaugas melihat orang Indonesia sangat ramah dan selalu berorientasi pada pelayanan. Kemajemukan masyarakat di Indonesia juga membuat negara ini sangat kompleks dan hal itu membawa tantangan tersendiri bagi dirinya.
Melalui pengembangan teknologi dan riset yang mendalam, Mindaugas juga terus mendorong upaya inovasi produk dari Sampoerna untuk dapat menjawab kebutuhan dan tantangan di industri, baik dalam skala nasional maupun global. “Saya percaya bahwa inovasi harus dilandasi dengan memegang teguh komitmen praktik bisnis yang baik dan bertanggung jawab, termasuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan aman,” tambahnya.
Di luar rutinitas pekerjaan, pria yang akrab disapa Pak Min ini juga hobi berolahraga dan kegiatan menyelam. Kondisi kerja dari rumah atau remote working juga dianggap sangat menguntungkan baginya, karena dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama istri dan ketiga putra-putrinya.
Credit: Source link