BRASILIA, BALIPOST.com – Brasilia yang merupakan Ibu Kota Brazil ditutup selama 24 jam seiring memburuknya penyebaran COVID-19. Semua kecuali layanan penting pada Jumat (26/2) waktu setempat ditutup untuk mengekang wabah COVID-19 yang memburuk dan sudah memenuhi bangsal perawatan intensif.
Langkah drastis itu datang ketika Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro, yang telah berulang kali meremehkan parahnya pandemi yang telah menewaskan 250.000 warga Brazil, memperbarui serangannya terhadap para gubernur negara bagian karena menghancurkan pekerjaan dengan penguncian. “Penguncian akan dimulai hari ini dan total, itu akan menjadi 24 jam sehari,” kata seorang asisten pers untuk Gubernur distrik federal Ibaneis Rocha, dikutip dari Kantor Berita Antara.
Sebuah dekrit yang diterbitkan pada pengujung hari mengatakan bahwa penguncian akan dimulai tepat setelah Sabtu tengah malam. Toko-toko, apotek, pompa bensin, gereja dan rumah duka akan tetap buka, kata ajudan itu, tetapi segala sesuatu yang lain akan ditutup, terutama bar dan restoran, yang disalahkan atas peningkatan penyebaran selama akhir tahun lalu dan liburan Karnaval.
“Bangsal perawatan intensif di Brasilia, kota terbesar ketiga di Brazil dengan 3 juta penduduk, sama penuhnya dengan puncak pandemi tahun lalu, dengan lebih dari 80 persen tempat tidur terisi,” kata departemen kesehatan.
Bolsonaro, yang tinggal dan bekerja di Brasilia, mengatakan gubernur yang memberlakukan pembatasan merugikan warga Brazil. “Yang paling diinginkan orang adalah bekerja,” katanya dalam kunjungan ke timur laut Brazil pada Jumat, satu hari setelah Brazil mencatat korban tewas harian terburuk kedua.
Dia mengancam akan menghentikan bantuan pandemi darurat federal ke negara bagian yang melakukan penguncian. “Mulai sekarang, gubernur yang menutup negara bagian mereka harus menyediakan bantuan darurat mereka sendiri,” kata Bolsonaro.
Brazil telah memiliki 65.169 kasus baru virus corona yang dilaporkan dalam 24 jam terakhir, dan 1.337 kematian akibat COVID-19, berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Jumat.
Negara Amerika Selatan itu sekarang telah mencatat 10.455.630 kasus sejak pandemi dimulai. Sementara jumlah kematian resmi telah meningkat menjadi 252.835, menurut data kementerian, dalam wabah terburuk ketiga di dunia di luar Amerika Serikat dan India dan yang paling mematikan kedua di dunia. (kmb/balipost)
Credit: Source link