TABANAN, BALIPOST.com – Peminat terhadap kegiatan pelatihan yang dilakukan di UPTD Lembaga Latihan Kerja (LLK) Disnakertrans Tabanan meningkat selama pandemi Covid-19. Bahkan pihak LLK terpaksa melakukan seleksi guna mencari peserta yang memenuhi kuota sebanyak 16 orang per-angkatan untuk di masing-masing jurusan.
Kepala UPTD LLK Tabanan I Gede Nengah Sugiarta mengatakan, pandemi Covid-19 memang membuat banyak tenaga kerja yang terkena PHK, dirumahkan dan pengusaha yang tidak lagi bisa berproduksi. Belum lagi para tenaga kerja yang baru lulus dan belum terserap di dunia kerja. Hal ini yang membuat mereka (tenaga kerja, red) menambah keterampilan yang dimiliki untuk nantinya bisa membuka usaha sendiri atau lapangan kerja sendiri usai mendapatkan pelatihan, apalagi seluruh biaya pelatihan ditanggung oleh pemerintah pusat alias gratis.
“Tidak hanya di Tabanan, membludaknya minat pendaftaran untuk pelatihan di LLK hampir terjadi di seluruh daerah, padahal kuota per kelas untuk satu jurusan hanya 16 orang, namun yang mendaftar di angka 50 sampai 80 orang,” terangnya, Rabu (25/11).
Khusus di LLK Tabanan, untuk pagu kegiatan pelatihan di 2020 setidaknya ada 10 paket, dimana sampai dengan bulan Maret (sebelum Pandemi) sudah dilaksanakan empat paket yakni dua paket barista, paket tata rias dan paket menjahit. “Di bulan Maret atau saat pandemi pelatihan distop, dan baru mulai dilanjutkan kembali bulan Oktober kemarin untuk enam paket pelatihan,” terangnya.
Dari enam paket yang kembali dilanjutkan di bulan Oktober, dua diantaranya atau paket sudah selesai yakni paket pelatihan pengolahan hasil pertanian dan tata boga. Sedangkan empat paket lainnya masih berjalan seperti kejuruan menjarit, kejuruan las, kejuaruan otomotif sepeda motor dan AC pendingin. “Dari jadwal, tanggal 15 Desember mendatang seluruh pelatihan sudah selesai. Semestinya Desember tidak ada pelatihan hanya pertanggungjawaban, tapi rupanya masih ada pelatihan karena pandemi,” pungkasnya.
Terkait dengan animo pendaftar pelatihan di LLK, Nengah Sugiarta memastikan nama-nama mereka sudah masuk database untuk bisa dipanggil kembali tahun selanjutnya sesuai dengan jurusan yang dicari. “Istilahnya masuk daftar tunggu, jika tahun depan ada pelatihan lagi sesuai jurusan yang dicari tentu akan kami panggil dan mengikuti seleksi,” terangnya.
Dan untuk pelatihan selama pandemi, penerapan protokol kesehatan masih tetap menjadi prioritas agar jangan sampai muncul klaster baru. Mulai dari peserta dicek suhu tubuh sebelum memasuki areal pelatihan (workshop), cuci tangan dan hand sanitizer serta penggunaan masker. (Puspawati/Balipost)
Credit: Source link