Gambar satelit 8 Januari 2020 yang dirilis oleh Planet Labs Inc. Laporan INI menunjukkan kerusakan pada pangkalan udara Ain al-Asad AS di Irak barat, setelah ditabrak puluhan rudal dari Iran. (Foto: AFP)
Jakarta, Jurnas.com – Serangan balasan Iran terhadap dua pangkalan udara Amerika Serikat (AS) di Irak ternyata mengalami kerusakan parah dari yang digembor-gemborkan Washington. Hal itu diketahui dari Koresponden TV Denmark 2 yang mewawancarai tentara Denmark yang ditempatkan di Ain al-Assad.
Laporan itu mengutip sersan Denmark John dan tentara Denmark lainnya yang membuat komentar dalam sebuah wawancara setelah pangkalan militer AS di provinsi Irak barat Anbar menjadi sasaran serangan balasan Iran.
“Tiba-tiba, gelombang pertama datang, begitulah saya menyebutnya. Sembilan roket dengan berat hampir satu ton. Itu tidak bisa dijelaskan. Saya tidak pernah mengalami hal seperti itu. Dan, saya berharap tidak pernah datang lagi,” kata sersan Denmark, yang berada di bunker bersama dengan rekan-rekannya yang lain pada saat serangan tersebut.
“Serangan pertama sangat parah. Kami beruntung semuanya tidak jatuh di atas kepala kami. Saya memperkirakan, roket terdekat jatuh 300 meter dari kami, dan ketika kami berjalan berkeliling setelah itu, ada separuh helikopter dan lubang yang begitu besar yang dapat digunakan memarkir sebuah van di dalamnya,” tambahnya.
Sersan John melanjutkan dengan mengatakan bahwa kerusakan itu sebenarnya jauh lebih besar daripada yang diakui AS. Pasalnya beberapa helikopter hancur dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan.
Pangkalan udara Ain al-Assad adalah kompleks besar yang terletak sekitar 180 kilometer sebelah barat ibukota Irak, Baghdad. Pangkalan itu menampung sekitar 1.500 pasukan AS dan anggota koalisi yang mengaku akan memerangi kelompok teroris Daesh Takfiri.
Pada 8 Januari, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menembakkan peluru kendali balistik ke Ain al-Assad, dan pos terdepan lainnya di Erbil, ibukota Kurdistan Irak semi-otonom.
Militer AS atas arahan langsung dari Presiden Donald Trump membunuh Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds dari IRGC, dan Abu Mahdi al-Muhandis, komandan Mobilisasi Populer Irak (PMU), dan sekelompok teman mereka di Baghdad pada 3 Januari 2020.
Segera setelah pembunuhan itu, Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan, Washington akan menghadapi balas dendam yang keras.
TAGS : Agresi Amerika Serikat Donald Trump Qassem Soleimani Ain al-Assad
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/65619/Pangkalan-AS-di-Irak-Rusak-Parah-Pasca-Dihantam-Rudal-Iran/