JawaPos.com – Fenomena Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan perselingkuhan menjadi populer setelah kasus yang dialami pasangan selebriti Lesti Kejora dan Rizky Billar. Ketika Lesti memutuskan cabut laporan dan memaafkan, banyak orang yang kecewa karena merasa seharusnya Billar tak perlu diampuni. Namun, hal itu adalah pilihan masing-masing individu. Secara umum, haruskah kita memaafkan pasangan jika sudah terjadi KDRT dan perselingkuhan?
KDRT tak melulu soal kekerasan fisik tetapi bisa jadi mental dan emosional. Dilansir dari Verywell Mind, Selasa (18/10), Psikiater Karen Swartz, MD, menilai setiap rumah tangga pasti mengalami masalah. Setiap orang membuat kesalahan, dan setiap orang perlu memaafkan dan dimaafkan.
Ketika pasangan menyakiti lalu berusaha menebus kesalahan dan mendapatkan pengampunan, menurutnya hal itu tergantung pada individu masing-masing. Akan tetapi lebih sulit jika pasangan Anda tidak menyesal. “Tetapi mungkin ada beberapa pertimbangan dan nilai-nilai untuk memberikan pengampunan,” kata Karen Swartz, MD. “Memiliki hubungan dengan seseorang di masa depan adalah tentang apakah mereka dapat diandalkan dan dapat dipercaya,” katanya.
Terkadang, kata dia, kepercayaan itu malah dirusak. Dalam situasi yang melibatkan pelecehan atau pengkhianatan, menurutnya pengampunan mungkin membutuhkan waktu lebih lama.
“Anda berdua harus terbuka untuk membicarakannya dan terus memprosesnya. Ini mungkin termasuk mencari bimbingan dari konselor profesional berlisensi atau profesional kesehatan mental lainnya,” jelasnya.
Memaafkan atau Melepaskan
Faktanya, pilihannya ada 2 yakni memaafkan atau melepaskan. Meskipun beberapa pelanggaran sangat berbahaya sehingga suatu hubungan tidak dapat bertahan, pengampunan masih dapat menjadi solusi.
Jika di dalam rumah tangga sudah terjadi luka, kekecewaan, gangguan kecil, pengkhianatan, ketidakpekaan, dan kemarahan maka akan berubah menjadi kebencian dan kepahitan. Ia menilai bisa saja sebuah situasi menjadi tak kenal ampun ketika bicara soal korban fisik dan mental.
Kebencian mendapatkan momentum dan menghancurkan fondasi kesejahteraan hubungan. Di sisi lain, Pakar kesehatan di Johns Hopkins melaporkan bahwa tindakan memaafkan dapat mengurangi risiko serangan jantung, menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi rasa sakit, menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kecemasan, depresi, dan stres, serta memberikan manfaat lainnya. Memaafkan seseorang yang telah berselingkuh selama bertahun-tahun tentu lebih sulit daripada kesalahan kecil
Jika Anda adalah orang yang telah menyebabkan luka di hati pasangan, mulailah upaya untuk membangun kembali kepercayaan dengan meminta maaf. Beri diri dan pasangan Anda waktu atau jeda. Bagaimana caranya?
- Tunjukkan penyesalan dan penyesalan yang sebenarnya atas rasa sakit yang Anda sebabkan.
- Buatlah komitmen untuk tidak menyakiti pasangan Anda lagi dengan mengulangi perilaku menyakitkan tersebut.
- Terima konsekuensi dari tindakan yang menciptakan luka.
- Terbuka untuk menebus kesalahan.
- Buat permintaan maaf yang tulus dan lisan. Ini harus mencakup rencana tindakan untuk memperbaikinya. (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link