Menurut Delly, berdasarkan survei terhadap 1.005 responden, kebanyakan dari mereka (64 persen) menyatakan baru akan mulai membeli kendaraan pada kuartal kedua.
“Konsumen Indonesia melalui lebih 1000 responden di Indonesia, berencana akan membeli mobil itu pada kuartal kedua di 2021. Karena mereka lebih percaya diri dengan anggaran mereka dan anggaran mereka lebih stabil pada kuartal kedua di 2021,” ungkap Delly Nugraha dalam acara konferensi virtual, Selasa.
Baca juga: Isu pajak nol persen beri pengaruh besar terhadap penjualan mobkas
Dampak dari pandemi COVID-19 yang dibarengi dengan pembatasan aktivitas masyarakat guna memutus rantai penularan telah mendorong penjualan mobil bekas di Indonesia jatuh. Dari responden yang disurvei itu pun hanya 14 persen yang berminat membeli mobil kala Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.
“Sebanayak 43 persen responden yang kita survei ingin membeli kendaraan sebelum adanya PSBB, ketika masuk masa PSBB hanya terdapat 14 persen yang membeli kendaraan mobkas, lonjakan besar datang ketika pelonggaran masa PSBB yakni 48 persen,” kata dia.
Kebanyakan dari mereka menahan diri untuk tidak membeli kendaraan pada saat adanya peraturan pengetatan kegiatan di luar rumah, karena adanya kesulitan dalam hal ekonomi, bisnis yang tidak mulus dan pekerjaan yang sulit.
Selama masa PSBB, banyak yang menyadari bahwa mereka tidak nyaman jika harus berbagi ruangan jika menggunakan kendaraan umum, sementara layanan ride hailing meningkat dari 27 persen menjadi 60 persen.
Baca juga: Menilik depresiasi harga Low MPV di pasar mobil bekas
“Pertimbangan terkait kesehatan dan keamanan mendorong masyarakat mengubah pola perilakunya, yaitu dari menggunakan transportasi umum, beralih ke kendaraan pribadi. Mobil bekas dapat menawarkan solusi mobilitas yang aman, nyaman, dan terjangkau. Ini dapat menjadi momentum yang baik bagi industri mobil bekas,” ucap dia.
Frekuensi penggunaan transportasi umum yang menurun signifikan ini salah satunya disebabkan karena rasa tidak nyaman dan khawatir tertular virus COVID-19. Jumlah responden yang mengaku merasa tidak nyaman menggunakan transportasi umum dan layanan ride hailing meningkat dari 33 persen sebelum PSBB menjadi 74 persen selama PSBB.
Di sisi lain, keinginan responden untuk menjual mobil yang telah dimiliki juga melonjak. Menurut data yang Carsome miliki, tercatat minat masyarakat untuk menjual mobil meningkat 52 persen jika dibandingkan dengan periode sebelum PSBB diberlakukan.
Mayoritas responden (29 persen) merasa mulai rentang April-September 2021 adalah momentum yang tepat untuk menjual mobil. Dengan demikian, kuartal kedua 2021 menjadi saat yang paling dinanti masyarakat Indonesia baik untuk membeli mobil maupun menjual mobil.
Baca juga: Daihatsu klaim mobil bekasnya laris selama masa pandemi
Baca juga: Prospek bisnis mobil bekas pada 2021
Baca juga: Pebisnis mobil bekas harap “short trip” akhir tahun dorong penjualan
Pewarta: KR-CHA
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link