DENPASAR, BALIPOST.com – Gempa yang terjadi pada Selasa (29/8) pukul 03.55.32 WITA atau 02.55.32 WIB berlokasi di wilayah Laut Jawa (Utara Lombok), tepatnya 180 km tenggara Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Gempa dengan jenis tektonik ini berdasarkan analisis BMKG diupdate parameternya dengan magnitudo M7,1.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,94° LS ; 116,57° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 163 km arah Timur Laut Lombok Utara, NTB pada kedalaman 525 km. Dari postingan di akun Instagram @bmkgbali, tercatat hingga pukul 04.22 WITA, ada 2 aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Masing-masing magnitudonya cukup besar, yaitu M6,1 dan M6,5.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam (deep focus) akibat adanya aktivitas slab pull (tarikan extensional Lempeng Australia ke bawah) pengaruh gaya gravitasi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan kombinasi pergerakan mendatar turun (oblique normal).
Gempabumi ini dirasakan di Kuta dengan skala intensitas V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Gianyar, Denpasar, Waingapu, Lombok, Sumbawa IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Karangkates III – IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Banjarmasin, Kuta Selatan, Tabanan III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu), Trenggalek II – III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. (Diah Dewi/balipost)
Credit: Source link