JawaPos.com – Industri perbankan syariah mulai tancap gas. Perekonomian yang kembali bergairah menjadi momentum untuk melakukan ekspansi. Target tinggi kembali dipatok terhadap kinerja sepanjang tahun ini.
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menargetkan produk pembiayaan multiguna tumbuh hingga tiga kali lipat. Yakni, mencapai Rp 1,3 triliun hingga akhir 2023. Pasca masuknya Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP), bank BUMN syariah itu gencar untuk meningkatkan portofolio pembiayaan di segmen ritel. Khususnya produk konsumer.
“Kami optimistis target pertumbuhan tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu dapat tercapai lewat sejumlah strategi. Utamanya segmen haji dan umrah yang sejalan dengan core business dari BPKH selaku PSP (pemegang saham pengendali) kami,” ucap Direktur Bank Muamalat Wahyu Avianto, Kamis (9/2).
Dia menjelaskan, nasabah payroll, customer base funding dan financing ,serta klien dari enterprise banking menjadi fokus penetrasi perusahaan. Bank Muamalat mendukung program MINA (mari tunaikan haji selagi muda) dari BPKH. Yang biasanya dikenal dengan gerakan haji muda.
“Selain peruntukan pembiayaan haji khusus, pembiayaan Multiguna di Bank Muamalat juga gencar menyasar nasabah yang memiliki keperluan paket ibadah umrah,” tandasnya.
Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) serius menggarap segmen ritel tahun ini. Salah satunya dengan pengembangan BSI Mobile dengan penambahan 2 fitur baru. Yakni pembiayaan BSI OTO dan pembiayaan BSI Cicil Emas.
“Kami optimis fitur pembiayaan ritel melalui BSI Mobile dapat mengakselerasi bisnis retail di awal tahun ini,” kata SEVP Digital Banking BSI Saut Parulian Saragih.
Per Desember 2022, Pembiayaan BSI mencapai Rp207,70 triliun atau tumbuh 21,26 persen year-on-year (YoY). Pembiayaan didominasi oleh segmen retail: usaha kecil dan menengah, mikro, gadai, konsumer, dan BSI Hasanah Card. Segmen tersebut sebesar yang memberikan berkontribusi 72 persen dari total pembiayaan BSI senilai Rp 150,52 triliun.
Di tahap awal, Saut menargetkan pembiayaan BSI OTO tembus Rp 60 miliar. Mengingat, pembiayaan otomotif perseroan per Desember mencapai Rp 2,76 triliun alias tumbuh 44,04 persen. “Artinya, minat masyarakat terhadap pembiayaan BSI OTO terbukti baik,” ujar Suat.
Sedangkaln, fitur cicil emas menjadi salah satu alternatif investasi jangka pendek maupun menengah. Pembiayaan menggunakan akad murabahah dan pengikatan agunan dengan menggunakan akad rahn (gadai). Dari sisi keamanan, emas yang dicicil oleh nasabah disimpan dan diasuransikan di perseroan.
Inovasi tersebut seiring pertumbuhan positif produk cicil emas yang tumbuh 85,89 persen YoY menjadi Rp 1.644 Miliar. Mengingat, emas menjadi salah satu jenis investasi yang aman dan mudah dilakukan.
“Selain itu emas merupakan komoditi yang likuid, mudah diperjualbelikan dengan cepat sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif sumber dana darurat,” tandasnya.
Editor : Dhimas Ginanjar
Reporter : Agas Putra Hartanto
Credit: Source link