Ilustrasi sampah plastik (foto: google)
Oslo – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan kepada pemerintah dunia untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Pasalnya, setiap tahun terdapat 5 triliun sampah plastik. Dan dari total 9 miliar ton sampah plastik, hanya sembilan persen di antaranya didaur ulang. Sehingga gelombang polusi tak terbendung.
“Bumi makin sesak oleh sampah plastik,” ujar Kepala Lingkungan Hidup PBB Erik Solheim dalam peringatan Hari Lingkungan Sedunia 5 Juni 2018.
“Hanya sembilan persen dari 9 miliar ton plastik dunia yang pernah didaur ulang. Kebanyakan berakhir di tempat sampah atau lingkungan sekitar,” imbuhnya.
Dilansir dari Reuters, China menjadi penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Sisanya dipegang oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
“Imbauan dan larangan yang ditempelkan di sejumlah tempat merupakan strategi paling efektif untuk membatasi penggunaannya,” kata Erik.
Ketua Program Gaya Hidup dan Lingkungan Jangka Panjang PBB Elisa Tonda mengatakan, lebih dari 60 negara telah melarang dan mengenakan biaya tambahan untuk wadah atau kantong plastik.
Setelah pembatasan ini dterapkan, 30 persen negara merasakan penurunan tajam konsumsi kantong plastik di tahun pertama. Sementara 20 persen lainnya hanya mengalami sedikit perubahan.
Selain memberlakukan pembatasan, cara lainnya yakni dengan memperketat regulasi soal daur ulang sampah plastik. Sampah plastik harus dikampanyekan sebagai produk bernilai ekonomis bila diolah kembali.
TAGS : PBB Hari Lingkungan Sedunia Plastik
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/35709/PBB-Bumi-Makin-Sesak-oleh-Sampah-Plastik/