Pemimpin Korea Utara, Kim Jong un (Foto: AFP/KCNA via KNS)
Pyongyang – Kepala urusan kemanusiaan PBB, Mark Lowcock mengatakan, Korea Utara membuat kemajuan melawan kekurangan gizi sejak kunjungan terakhir PBB ke Pyongyang pada 2011, tetapi masih banyak yang menderita.
“Data terbaru UNICEF yang dikumpulkan menunjukkan bahwa tingkat stunting (di antara anak-anak) turun hingga 20 persen (dari hampir 30),” kata Lowcock, dilansir dari Al Jazeera, Kamis (12/7).
“Tentu saja, 20 persen anak-anak yang kekurangan gizi terlalu banyak. Hampir separuh anak-anak di daerah pedesaan juga tidak memiliki akses ke air bersih,” sambungnya.
Sekitar 10,6 juta orang di antara 25 juta penduduk negara itu membutuhkan bantuan kemanusiaan. Selain itu, kesenjangan dalam akses ke layanan kesehatan dasar antara daerah pedesaan dan perkotaan menjadi masalah tersendiri negara itu.
Angka kematia balita 20 persen lebih tinggi di pedesaan daripada di kota-kota. Kekurangan dana salah satu alasan tetangga Korea Selatan itu menghentikan dukungan nutrisi kepada kanak-kanak sejak November 2017.
PBB awal tahun ini meminta bantuan USD111 juta atau Sekitara 1,6 triliun untuk membantu memperbaiki gizi, kesehatan dan sanitasi di Korea Utara tetapi program masih 90 persen kekurangan dana.
Profesor studi Korea di Universitas Kookmin, Andrei Lankov, mengatakan, penyebab negara itu kekurang gizi karena keterbelakangan sistem pertanian. Meskipun beberapa kemajuan telah dibuat baru-baru ini.
“Sampai saat ini, Korea Utara tidak mampu menghasilkan cukup makanan untuk memenuhi bahkan kebutuhan kalori paling mendasar dari rakyatnya,” kata Lankov.
“Sekarang situasinya jauh lebih baik daripada dulu, jauh lebih baik. Paling tidak mereka sudah bisa menghasilkan sesuatu, cukup hanya untuk membuat orang hidup, tidak lebih dari itu,” sambungnya.
TAGS : PBB Korea Utara Mark Lowcock stunting
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/37551/PBB-Korut-Masih-Kekurangan-Gizi/