Aksi pawai melawan pelecehan seksual di Los Angeles (foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
Madrid – Lima pelaku kejahatan seksual, yang memerkosa seorang perempuan berusia 18 tahun di festival lari banteng San Femin pada 2016 silam, mendapatkan hukuman ringan dari Pengadilan Spanyol.
Keputusan itu sontak menimbulkan kecaman dan kemarahan. Pengunjuk rasa di luar gedung pengadilan menyanyikan, “Itu bukan pelecehan, itu pemerkosaan” dan melayangkan kekesalan mereka pada gedung pengadilan.
Perkara disebut kasus “Wolf Pack” itu memicu kemarahan luas di sekitar Spanyol, menyusul keprihatinan atas laporan peningkatan serangan seks di festival tahunan tersebut dan penganiayaan terhadap wanita pada umumnya.
Hal tersebut juga menarik perhatian internasional, yang datang pada saat peningkatan kepedulian dunia atas pelecehan seksual terhadap perempuan di tengah kesadaran atas skandal Harvey Weinstein.
Setelah sidang lima bulan diadakan secara tertutup untuk melindungi identitas korban, seorang hakim membacakan putusan hukuman di pengadilan di wilayah utara Navarra.
Jaksa negara bagian telah menuntut hukuman penjara lebih dari 20 tahun untuk masing-masing pria. Sebaliknya, mereka diberi hukuman sembilan tahun.
Menurut hukum Spanyol, tuduhan pelecehan seksual lebih rendah berbeda daripada pemerkosaan, karena tidak melibatkan kekerasan atau ancaman.
Tuduhan tersebut digunakan dalam kasus-kasus aktivitas seksual antara pasangan di bawah umur dan mereka yang terlihat tidak dapat memberikan izin untuk kontak seksual, seperti pada mereka yang cacat parah atau di bawah pengaruh obat-obatan atau minuman.
Kelompok feminis mengajukan protes pada Kamis malam di kota-kota Spanyol di seluruh negeri, termasuk di luar Kementerian Kehakiman di Madrid, sebagai reaksi terhadap putusan hukuman itu.
“Jika lima orang yang mengelilingi seorang gadis bukanlah penyerangan, pertanyaannya adalah apa yang salah dengan kode kriminal kita?” demikian mantan menteri luar negeri untuk kesetaraan, Soledad Murillo, dalam pernyataan yang diterbitkan di surat kabar “El Pais.” Polisi Nasional juga menunjukkan dukungan mereka untuk korban, mengatakan dalam sebuah cuitan: “Tidak adalah tidak – kami bersamamu”.
Pemerintah daerah Navarra, tempat festival San Fermin berlangsung, akan mengajukan banding atas putusan tersebut, demikian pers Spanyol mengutip seorang juru bicara pemerintah daerah. Tidak seorang pun di pemerintah daerah dapat dihubungi untuk dimintai tanggapan.
Kelima orang itu, termasuk mantan polisi dan mantan tentara, dan korban tidak hadir di pengadilan. Para pria tersebut dijuluki oleh media Spanyol sebagai “The Wolf Pack” seperti nama grup obrolan “Whatsapp” mereka, telah ditahan sejak Juli 2016.
Hakim, yang tidak memberikan alasan di belakang putusan itu, juga memerintahkan mereka membayar korban 50.000 euro (600 juta rupiah lebih) sebagai ganti rugi. Banding terhadap putusan itu dapat diajukan ke Mahkamah Agung Spanyol. (Ant)
TAGS : Pelecehan Seksual Pengadilan Spanyol
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/33288/Pelaku-Pelecehan-Seks-Dihukum-Ringan-Massa-Mengamuk/