Pemberdayaan Petani Bali untuk Isi Pasar Pangan Organik Lokal

JawaPos.com – Kebutuhan produk pangan organik di Indonesia kian meningkat seiring dengan peningkatan gaya hidup sehat di tengah masyarakat. Peluang tersebut harus dibarengi dengan pemberdayaan para petani agar produk organik lokal bisa memiliki daya saing yang baik dan akhirnya mampu mengisi pasar yang ada.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi beras per kapita terbesar di dunia. Dari data Kementerian Pertanian, perhitungan rata-rata konsumsi nasional saat ini mencapai 111,58 kilogram per kapita per tahun.

Khusus untuk produk pangan organik, pasar di Indonesia pun diprediksi kian meningkat, bahkan bisa berkembang 15-20 persen per tahunnya. Analisis tim KAYA Strategic, dengan asumsi konsumsi kelompok konsumen potensial sebanyak 5 kg per orang untuk setiap bulannya, potensi pasar beras organik bisa mencapai lebih dari 700 ribu ton per tahun.

PT Meta Inti Duta menggandeng perusahaan bisnis inkubasi PT Jagad Raya Samastha (KAYA Strategic) untuk mendampingi proses produksi dan juga menampung produk dari para petani binaannya. Selanjutnya KAYA Strategic bertugas untuk pengembangan branding dan pemasaran produk-produk mereka. Pada tahap pertama, kerjasama tersebut mencakup produk beras organik dari petani di Sangeh, Badung, Bali dan juga produk teh dari petani kebun teh di Maleber, Jawa Barat.

Direktur PT Meta Inti Duta Roni Pramaditia menjelaskan, kerjasama tersebut dilakukan didasari keinginan untuk menyejahterakan petani produk organik di seluruh Indonesia. Kerjasama untuk jangka waktu lima tahun ini diawali dengan kerjasama pengembangan produk yang dihasilkan oleh bisnis PT Meta Inti Duta dan kerjasama pemasaran dari hasil pengembangan produk tersebut, di mana PT Meta Inti Duta sebagai penyedia produk dan KAYA Strategic sebagai pemasaran.

“Khusus untuk komoditas beras, pihaknya sudah mengerjakan sejak tahun 2007 di lebih dari 10 provinsi, mulai dari Aceh Besar sampai Merauke. Selain karena produk teh memiliki nilai historis yang tinggi, kelompok usaha PT Meta Inti Duta juga mengelola lahan perkebunan yang pernah dibangun Belanda,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (28/8).

Roni pun menyatakan, produk-produk yang dipasarkan secara langsung kepada konsumen tentu harus mengikuti standar peraturan berlaku dan karenanya harus dilakukan sertifikasi terhadap produk maupun terhadap proses produksi.

“Harapannya proyek ini bisa berhasil dan tentunya nantinya diperlukan lahan yang lebih luas lagi. Hal ini tidak akan menutup kemungkinan petani atau pekebun di daerah lain untuk menjadi bagian dari proyek ini,” ucapnya.

Sementara Direktur Utama KAYA Strategic Nita Kartikasari menjelaskan, lewat pengembangan merek dan pemasaran yang baik, diharapkan produk pangan organik Indonesia yang terseleksi dengan baik akan bisa memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasar.

“Kami juga ingin muncul brand kebanggaan Indonesia dari hasil bumi dan produksi Indonesia. Sungguh disayangkan jika produk beras atau teh Indonesia dibeli pihak asing, kemudian di-branding dengan merek luar, dikirim kembali ke Indonesia, dan kemudian dibeli konsumen Indonesia dengan harga yang mahal,” tutupnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : Romys Binekasri


Credit: Source link