JawaPos.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi pembiayaan utang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada semester I 2022 sebesar Rp 191,9 triliun. Angka pembiayaan utang turun 56,9 persen dibanding semester I 2021 yang sebear Rp 444,8 triliun.
“Penerimaan negara yang luar biasa kuat dan belanja yang tetap didukung untuk pemulihan dan penanganan ekonomi, serta menjaga rakyat, maka pembiayaan utang mengalami penurunan yang luar biasa tajam,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat RI di Jakarta, Jumat (1/7).
Oleh karena itu, ia berpendapat penurunan pembiayaan utang tersebut adalah salah satu indikator kesehatan APBN yang luar biasa baik. Penurunan pembiayaan utang terjadi karena drastisnya pengurangan penerbitan surat berharga negara (SBN) neto maupun pinjaman neto.
Sri Mulyani menyampaikan penerbitan SBN neto menurun 60,7 persen pada paruh pertama tahun ini. Sehingga pemerintah hanya menerbitkan surat utang sebesar Rp 182,4 triliun.
“Bandingkan dengan semester I tahun lalu di mana kami harus menerbitkan SBN senilai Rp 464 triliun,” tuturnya. dikutip dari Antara.
Ia melanjutkan pinjaman neto juga menurun sangat dalam hingga 149,4 persen menjadi hanya Rp 9,5 triliun. Dengan demikian dalam menghadapi guncangan dan dengan memanfaatkan windfall profit, pemerintah akan mengelola pembiayaan utang agar bisa semakin hati-hati.
Credit: Source link