JawaPos.com – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyetujui rencana perseroan untuk melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4,6 miliar lembar saham.
“Di dalam RUPSLB sebanyak 81 persen dari pemegang saham hadir, dan dari jumlah tersebut 90 persen menyetujui mata acara yang diusulkan kepada pemegang saham yaitu persetujuan untuk right issue,” kata Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Haru menyampaikan, adapun yang bertindak sebagai pembeli siaga atau standby buyer yaitu pemerintah dengan porsi sekitar 60 persen dan publik baik lokal maupun asing sekitar 40 persen.
“Cukup tersebar ya. Tentu kita akan melakukan marketing roadshow baik dalam maupun luar negeri untuk prospek bisnis ke depan,” ujar Haru.
Ia juga menyampaikan, aksi rights issue akan meningkatkan kemampuan perseroan dalam penyaluran pembiayaan ke sektor perumahan baik subsidi maupun non subsidi mengingat kebutuhan pembiayaan di sektor tersebut masih sangat besar.
“Perbankan kalau kasih pinjaman butuh likuiditas. CAR kita di bawah rata-rata 11 bank terbesar. Kita harapkan dengan tambahan modal ini, kemampuan memberikan kredit menjadi lebih besar,” kata Haru.
Sebelumnya, Komisi XI DPR RI telah menyetujui penambahan modal melalui rights issue BTN, dengan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,48 triliun dan publik sebesar Rp1,65 triliun.
PMN kepada BTN dimaksudkan untuk memperkuat struktur permodalan BTN dengan capital adequacy ratio (CAR) terjaga di atas 15,4 persen. Selain itu, PMN juga akan meningkatkan kemampuan bisnis dari BTN, khususnya penyaluran 1,32 juta unit Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang akan mendukung target prioritas nasional di bidang perumahan, serta pengembangan bisnis berbasis ekosistem perumahan.
Sepanjang periode Januari-Juni 2022, Bank BTN berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp286,152 triliun meningkat 7,61 persen dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp265,907 triliun. Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada semester I 2022.
Adapun kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Juni 2022 mencapai Rp251,914 triliun. Dari jumlah tersebut, KPR Subsidi pada semester I 2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp137,255 triliun, tumbuh 8,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp126,297 triliun.
Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,84 persen menjadi Rp85,305 triliun pada semester I 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp80,598 triliun.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Antara
Credit: Source link