JawaPos.com – Direktur Sumber Daya Manusia Universitas Indonesia Abdillah Ahsan meminta agar pemerintah mengimplementasikan simplifikasi struktur tarif cukai hasil tembakau setelah cukai hasil tembakau naik 2021 mendatang. Hal itu untuk mencegah industri rokok memanfaatkan celah untuk menghindari pembayaran cukai tembakau yang tinggi.
Menurutnya, hal ini akan membuat industri masih sangat mungkin mengakali harga rokok bisa tetap murah di pasaran dan terjangkau anak-anak. Apalagi, rencana simplifikasi sempat tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan 146/2017.
“Mereka akan berusaha agar produk-produknya hanya dikenai tarif cukai di golongan bawah dengan harga yang lebih murah dengan memecah jumlah produksi menjadi lebih kecil sehingga harga produk di pasaran menjadi murah,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (14/12).
Abdillah mengatakan, industri besar cenderung memecah jumlah produksinya agar tarif cukainya lebih kecil sehingga produknya murah dan banyak dibeli.
“Sudah seharusnya pemerintah menjalankan penyederhanaan golongan agar kenaikan cukai benar-benar efektif untuk menekan prevalensi perokok, terutama perokok anak,” tuturnya.
Sementara, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta Mukhaer Pakkanna menyatakan bahwa kebijakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau pada 2021 tidak akan sempurna tanpa adanya penyederhanaan struktur lapisannya yang saat ini masih rumit.
Menurutnya, jika pemerintah ingin mencapai target RPJMN 2020-2024 sebagaimana yang tertuang dalam Perpres Nomor 18/2020, maka simplifikasi struktur tarif cukai hasil tembakau merupakan langkah yang paling tepat.
“Kalau simplifikasi layer itu kan termasuk dalam target RPJMN pemerintah. Sekarang layernya hanya 10 ya, mestinya disederhanakan menjadi 8, kemudian menjadi 5,” ucapnya.
Mukhaer mendorong pemerintah untuk menjalankan simplifikasi struktur tarif cukai hasil tembakau agar industri tidak lagi mencari-cari celah untuk menghindari pembayaran cukai tembakau yang tinggi.
“Layer-layer yang rumit itu bisa dimainkan industri rokok raksasa. Semakin rumit layernya, semakin dimainkan oleh industri rokok. Jadi ya simplifikasi ini penting,” tutupnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link