Jakarta – Ketegangan kembali menguak antara mayoritas umat Buddha dan minoritas Muslim di Sri Langka. Hal itu terjadi pasca tragedi penyerangan mesjid dan beberapa toko milik masyarakat bergama Islam di daerah perbukitan Sri Langka tengah, Rabu (07/03).
Menteri kabinet, Rauff Hakeem mengatakan akan menindak tegas para pelaku yang menyalakan api perpecahan antara umat beragama di Sri Langka.
“Pemerintah akan bertindak tegas terhadap kelompok-kelompok yang memicu kebencian agama,” kata Rauff Hakeem dilansir SCMP.
Dikabarkan terdapat dua mesjid dan beberapa toko milik muslim yang diserang oleh massa Budhis di dua kota perbukitan tengah. Akibat kejadian tersebut, pemerintah Sri Langka menyatakan situasi darurat di wilayah tersebut.
Pengumuman darurat tersebut terjadi setelah gerombolan orang-orang Budha menyerang kota-kota di luar Kandy, membakar setidaknya 11 toko dan rumah milik Muslim. Serangan tersebut menyusul laporan bahwa seorang pria Buddhis telah dibunuh oleh sekelompok Muslim. Polisi menembakkan gas air mata ke orang banyak, dan kemudian mengumumkan jam malam di kota tersebut.
Sri Lanka telah lama terbagi antara mayoritas orang Sinhala, yang sangat beragama Buddha, dan minoritas Tamil yang beragama Hindu, Muslim dan Kristen. Negara ini masih sangat terluka oleh perang sipil 1983-2009, ketika pemberontak Tamil berjuang untuk menciptakan sebuah tanah air yang mandiri.
Sementara pemberontak akhirnya hancur, perpecahan agama Buddha–Muslim telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
TAGS : Sri Langka Kerusuhan Muslim Buddha
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/30171/Pemerintah-Sri-Langka-akan-Tindak-Keras-Pelaku-Kerusuhan/