JAKARTA, KRJOGJA.com – PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 1,48 triliun pada kuartal III tahun 2020, atau tumbuh Rp 632 miliar dibandingkan kuartal II tahun 2020. Pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP/pre-provision operating profit) naik 9 persen dibandingkan setahun yang lalu.
Pertumbuhan laba pada kuartal ketiga ini didukung oleh, antara lain pendapatan nonbunga dan perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (NPL/non performing loan) berada pada tingkat 3,2 persen atau membaik 90 basis points (bps) dibandingkan kuartal sebelumnya. Biaya kredit atau Cost of Credit juga membaik 54 persen secara kuartalan.
“ Didukung oleh kolaborasi yang kuat dengan MUFG, kredit kepada segmen Enterprise Banking terus berekspansi dengan pertumbuhan sebesar 26 persen dibandingkan setahun yang lalu,” kata Direktur Utama Bank Danamon, Yasushi Itagaki dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (27/10).
Adapun pendanaan Bank Danamon melanjutkan tren penguatan, Giro dan Tabungan (Current Account and Savings Account/CASA) tumbuh 13 persen yoy. Pertumbuhan ini membawa rasio CASA pada tingkat yang sehat yaitu 51,5 persen.
“Pada kuartal ketiga tahun 2020, kinerja keuangan kami menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini mengarisbawahi kemampuan Bank Danamon untuk menghadapi iklim usaha yang menantang di tahun 2020. Selain pertumbuhan pada laba kuartalan, kami juga mampu mengelola NPL serta menyediakan biaya pencadangan yang lebih kuat,” kata Yasushi.
Untuk kredit, menurutnya, portofolio kredit di segmen Enterprise Banking yang terdiri dari segmen Perbankan Korporasi, Perbankan Komersial, dan Institusi Keuangan (EB & FI) naik 26 persen dibandingkan setahun sebelumnya menjadi Rp 53,1 triliun, pertumbuhan ini didukung oleh kolaborasi dengan MUFG. Kredit ke segmen Perbankan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebesar Rp 25,8 triliun dan kredit kepada segmen Konsumer Rp 11,6 triliun.
Yasushi menambahkan, Bank Danamon menjaga penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kualitas aset melalui pelaksanaan prosedur penilaian risiko, serta proses collection dan recovery kredit yang disiplin. Sebagai hasilnya, rasio kredit bermasalah atau NPL pada akhir semester pertama 2020 tercatat sebesar 4,2 persen membaik di posisi 3,2 persen pada akhir kuartal III tahun 2020.
Pendapatan komisi atau fee income berjumlah Rp 2,58 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini. Angka ini didukung oleh pertumbuhan dari bancassurance sebesar 23 persen dan keuntungan kegiatan treasuri melalui perdagangan marketable securities dan valuta asing yang tumbuh 109 persen.(Lmg)
Credit: Source link