MANGUPURA, BALIPOST.com – Penerbangan internasional ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, mulai dibuka Kamis (14/10). Meski hanya 19 negara yang diizinkan melakukan perjalanan menuju Pulau Dewata, namun Pemerintah Kabupaten Badung optimis kehadiran belasan negara ini akan berdampak pada pendapatan Pajak Hotel dan Restoran (PHR) di Badung.
“Kami amat sangat optimis meski ada karantina 5 hari, kehadiran mancanegara dapat meningkatkan PAD Badung dari sisi PHR,” ungkap Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta.
Menurutnya, pembukaan penerbangan internasional adalah angin segar bagi masyarakat Badung, termasuk pemerintah dalam meningkatkan pendapatan. Terlebih, sebagian negara dari 19 negara yang diizinkan ke Bali merupakan pasar potensial pariwisata. Ada pun kesembilan belas negara itu adalah, China, Jepang, Perancis, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, India, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.
“Kami sangat siap menyambut kedatangan mereka (Wisman-red). Kesiapan kami ditunjukkan dengan penerapan CHSE, termasuk tenaga pariwisata sudah vaksin dan objek wisata sudah diberikan sertifikat CHSE,” ungkapnya.
Bupati asal Desa Pelaga, Badung ini memahami jika pembukaan penerbangan internasional tidak serta merta meningkatkan jumlah kunjungan. “Kami menyadari penerbangan internasional yang baru dibuka tidak serta merta meningkatkan kunjungan, butuh waktu menyakinkan mereka bahwa kita aman untuk dikunjungi,” terangnya.
Dengan dibukanya penerbangan internasional, Bupati Giri Prasta berharap masyarakat tetap taat terhadap protokol kesehatan (Prokes), sehingga tidak menimbulkan cluster baru Covid-19. “Untuk menghindari adanya cluster baru, kami berharap jangan dulu kita melakukan euforia di luar daripada kapasitas, tetap jaga jarak, cuci tangan,” tegasnya.
Ketua DPC PDI Perjuangan Badung ini menyebutkan bahwa pelaksanaan KTT G20 merupakan sebuah image dari pariwisata Bali dan Kabupaten Badung khususnya sudah siap. Bahkan, saat ini wisatawan domestik telah banyak mengunjungi Bali. “Kami sudah berkoordinasi dengan Ibu Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi terkait pembukaan pariwisata internasional,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dan Pesedahan Kabupaten Badung, I Made Sutama, juga berharap kebijakan membuka penerbangan internasional, setidaknya memberikan angin segar bagi pelaku pariwisata yang hampir selama 2 tahun mati suri akibat pandemi Covid-19. “Yang jelas ada harapan untuk peningkatan PHR, meski untuk kembali pada kondisi sebelum pandemi dibutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Tapi kami tetap optimis semuanya akan kembali pulih,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya menyambut baik rencana pembukaan penerbangan internasional langsung ke Bali, sehingga dapat mendatangkan wisatawan asing untuk berlibur ke Bali. Kendati, tidak mungkin bisa cepat pulih seperti sebelum pandemi. “Namun pembukaan border Internasional membawa harapan dan optimisme untuk peningkatan pendapatan daerah dari PHR,” katanya.
Selama pandemi, pihaknya juga tidak berani terlalu menekan wajib pajak (WP), khususnya dalam penagihan piutang pajak. Jangankan untuk membayar piutang pajak, banyak WP sampai menutup sementara operasional lantaran tidak ada pendapatan.
Jika kondisi sudah normal, piutang pajak kata dia, adalah kewajiban WP yang harus dilaksanakan. Lebih lanjut diungkapkan pejabat asal Pecatu ini, anjloknya PHR selama pandemi, pendapatan daerah Badung sedikit terbantu dengan pajak BPHTB.
Rata-rata per bulan selama pandemi setoran pajak ke kas daerah Rp 60 – 70 miliar. Akan tetapi pada bulan September lalu mencapai Rp 200 miliar.
Plt. Kadispar Badung, Cokorda Raka Darmawan menyebutkan, industri pariwisata yang sudah memenuhi syarat verifikasi di Kabupaten Badung sebanyak 168 akomodasi, 27 restoran, dan 11 DTW. “Jadi kita di Badung siap menerima wisatawan penerbangan internasional,” ucapnya singkat. (Parwata/balipost)
Credit: Source link