Virus Corona atau COVID-19 (Foto: Shutterstock)
Jakarta, Jurnas.com – Direktur Center for Political Economy and National Capacity LP3ES, Fachru Nofrian, Ph.D mengingatkan bahwa krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 atau virus Corona jauh lebih berbahaya tinimbang krisis moneter pada 1997 dan 2008.
“Krisis keselamatan saat ini mungkin bisa disamakan dengan ancaman kepunahan seperti krisis dinosaurus. Jauh berbeda dengan krisis keuangan 1997 dan 2008,” jelas Fachru.
Ia memaparkan, krisis akibat Covid-19 ini seperti rapuntzel putri rambut panjang yang dirumahkan tidak bisa keluar. Dengan kata lain, mesin, gedung-gedung, dan bangunan tetap berdiri kokoh, namun yang diterpa krisis adalah gaya hidup.
Bagi Fachru, demand (sektor permintaan) tetap ada, tapi pada kebutuhan-kebutuhan sekunder ataupun kebutuhan yang tidak terlalu perlu mengalami penurunan.
“Kita memang masih punya faktor produksi yaitu kapital dan labor. Namun inovasi dari faktor produksi tersebut mengalami goncangan,” katanya.
Fachru pun menilai yang harus segera diupayakan adalah langkah pengembalian aktivitas ekonomi secara cepat agar inovasi tidak hilang.
Karakteristik lainnya adalah krisis akjbat Covid-19 adalah asal-muasalnya yang dimulai dari negara maju. Kondisi ini harus diwaspadai, karena mereka bisa lebih dahulu recovery dan bisa mempertahankan inovasinya.
“Krisis memiliki dua dimensi yaitu masif dan jangka panjang. Namun berbeda dengan great depression yang bertahun-tahun. Krisis Covid-19 ini mungkin berbulan-bulan namun juga bisa bertahun-tahun alias sulit diprediksi,” imbuhnya.
Menurit Fachru, kebijakan yang dibuat saat ini masih terpisah, yaitu apakah fokus pada penyelamatan ekonomi atau penanganan kesehatan. Maka perlu terus didorong penyelamatkan kesehatan dan ekonomi secara bersamaan.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/70071/Pengamat-Covid-19-Bagai-Krisis-Kepunahan-Dinosaurus/