Yannes saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa, mengatakan sebagian besar segmentasi pasar di kelompok milenial lebih tertarik pada mobil SUV dan crossover yang berpenampilan lebih kokoh dan tangguh.
Baca juga: Segmen SUV masih jadi “backbone” penjualan BMW di Indonesia
Namun, kenaikan harga BBM berpotensi membuat kelompok tersebut bergeser ke segmentasi mobil yang lebih irit bahan bakar seperti city car.
“Segmen city car yang lebih efisien BBM dan lebih murah dibandingkan dengan model SUV akan menjadi keunggulan kompetitifnya,” ucap Yannes.
Menurut dia, pada segmen SUV dan crossover, konsumen umumnya sudah tidak lagi melihat kekuatan merek, melainkan kualitas desain produk, banyaknya fitur berteknologi digital, jaminan penjualan, perawatan, dan suku cadang, hingga jaminan harga purna jual.
“Kemudahan kepemilikan melalui sistem penjualan yang inovatif dan jaminan harga purna jual menjadi kunci utamanya,” kata dia.
Disinggung mengenai pasar kendaraan city car, Yannes mengatakan segmen tersebut memiliki banyak keunggulan yang bisa menarik konsumen, mulai dari irit BBM, dimensi yang compact, hingga utilitasnya sebagai kendaraan perkotaan.
Selain itu, pabrikan otomotif juga sudah mulai menggarap kendaraan listrik untuk segmen city car yang cukup digemari masyarakat lantaran harganya yang relatif bersaing di banding kendaraan listrik lain.
“Mobil listrik segmentasi ini akan semakin dilirik oleh kaum millenial, karena mereka semakin tinggi tingkat kesadarannya terhadap lingkungan hidup yang lebih bersih dan memiliki kelompok harga Rp 300 jutaan ke bawah, jumlah angka yang merupakan segmentasi pasar terbesar di Indonesia,” kata Yannes.
Baca juga: Kata Wuling soal kemungkinan buat EV murah di segmen SUV
Baca juga: Alasan jenis MPV dan SUV terus digandrungi masyarakat Indonesia
Baca juga: Chery optimistis mampu rebut pasar segmen mobil SUV di Indonesia
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Credit: Source link