JawaPos.com – Indeks inklusi keuangan Indonesia termasuk rendah di antara negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Pada 2019, indeks inklusi keuangan nasional berada di level 76,19 persen.
Angka tersebut tertinggal jauh jika dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 98 persen. Juga masih kalah dari Malaysia yang tercatat 85 persen dan Thailand, 82 persen.
Pembangunan infrastruktur yang tidak merata menjadi kendala. Dubes RI untuk Singapura Suryo Pratamo pada webinar Digital and Fintech Opportunities for Indonesia and Singapore menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur untuk menunjang industri teknologi finansial (fintech) di Indonesia tidak mudah. Sebagai sebuah negara kepulauan yang luas, dibutuhkan investasi besar untuk membangun sarana dan prasarana tersebut.
“Padahal, Indonesia memiliki jumlah pengguna ponsel terbesar kedua dunia. Namun, tidak banyak yang menggunakan ponselnya untuk tujuan produktif,” katanya.
Asisten Deputi Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang menyebutkan, UMKM digital yang produktif menjadi kunci utama untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Hasil studi Temasek Holding Company 2020, Indonesia memiliki transaksi ekonomi digital tertinggi di ASEAN. Yakni, sebesar USD 44 miliar.
Credit: Source link