JawaPos.com – Potensi industri peternakan ayam Indonesia tinggi. Salah satu kunci untuk bisa berkembang pesat adalah penerapan teknologi tepat. Sebab, itu bisa meningkatkan produksi komoditas ayam hingga 30 persen.
Direktur Larive International Matthias Brienen mengatakan, industri ayam di tanah air belum mencapai potensi terbesarnya. Dia mencontohkan, konsumsi ayam per kapita yang baru mencapai 12 kilogram per tahun.
Angka itu jauh dibandingkan negara tetangga. Misalnya, Malaysia yang mengonsumsi 30 kilogram per kapita per tahun.
“Bahkan, di saat kami memulai kerja sama dengan pengusaha ayam lokal, konsumsinya masih di bawah 10 kilogram per kapita,” ujarnya di kantor PT Wonokoyo Jaya Corporindo di Surabaya Senin (7/11).
Dia mengatakan, kecilnya konsumsi ayam tersebut memang karena suplai yang tak merata. Khususnya, di luar Pulau Jawa.
Menurut Matthias, kuncinya hanya ada dua. Pertama, meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat.
Kedua, menggenjot efisiensi produksi ayam sehingga harga lebih terjangkau. “Tugas kami adalah mendorong konsumsi ayam dari aspek produksi yang lebih efisien. Karena itu, kami membawa 11 perusahaan Belanda yang tahu teknologi ternak unggas ke Indonesia dan salah satunya ke Jawa Timur,” ucapnya.
Matthias menyebutkan, mayoritas peternak masih ragu penggunaan teknologi. Alasannya, investasi yang harus dibutuhkan besar.
Karena itu, pihaknya sudah merancang sistem semi closed house yang bisa membuat omzet peternak naik 30 persen. Direktur PT Wonokoyo Jaya Corporindo Irawan Hadikusumo mengatakan, upaya untuk meningkatkan kualitas peternakan ayam di Indonesia memang penting.
Penyedia layanan bibit ayam itu menyebutkan bahwa saat ini permasalahan peternak adalah tidak adanya standardisasi. Dengan demikian, produk sulit terjual di pasar modern atau buyer besar seperti jaringan restoran besar.
Karena itu, pihaknya juga berencana untuk melakukan kerja sama dengan konsorsium pengusaha Belanda tersebut untuk menyebarkan sistem dan teknologi yang tepat kepada mitra peternak mereka.
Credit: Source link