JAKARTA, KRJOGJA.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menyelenggarakan penghargaan Upakarti 2022. Ajang ini merupakan bentuk apresiasi kepada insan yang telah berdedikasi dalam pengembangan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita ketika menyampaikan sambutan dalam diskusi bertema: “Upakarti, Menguatkan Industri Kecil dan Menengah Indonesia” yang digelar secara hybrid oleh Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) pada Senin (8/8/22) Pukul 13:30 WIB
“Penghargaan Upakarti yang telah dilaksanakan sejak tahun 1985, merupakan bentuk apresiasi kepada pihak yang berprestasi, berjasa dan aktif melakukan pengembangan dan pembinaan sektor industri kecil dan menengah di Indonesia,” kata Agus.
Dalam acara yang turut dihadiri para Juri Penghargaan Upakarti dan Pemenang di Kategori Jasa Pengabdian dan Jasa Kepeloporan, Agus mengatakan hingga saat ini, sebanyak 1.130 orang telah menerima penghargaan Upakarti.
“Saya berharap, dengan pemberian penghargaan ini dapat meningkatkan kesadaran dan memberikan motivasi serta prakarsa masyarakat. Tidak terkecuali perseorangan, lembaga organisasi atau perusahaan. Mereka diharapkan berperan aktif dalam pembangunan dan pemberdayaan industri kecil dan menengah. Tujuannya, untuk membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan bekerja di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Industri kecil dan menengah (IKM) terbukti sebagai sektor yang tahan banting terhadap krisis ekonomi. Sejak gelombang krisis ekonomi yang pernah menghantam, IKM mampu bertahan, bahkan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Atas dasar inilah, Kemenperin menyelenggarakan penghargaan Upakarti yang diadakan dalam 2 tahun sekali. Penghargaan ini dibagi dalam dua kategori yakni jasa pengabdian dan jasa kepeloporan.
Pada forum tersebut, Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita mengungkapkan, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka terus berupaya meningkatkan kapasitas bisnis IKM dengan melakukan pendampingan secara intensif. Hal ini supaya IKM Indonesia memiliki daya saing.
“Kami melakukan pembinaan IKM apa yang dihasilkan sesuai apa yang dibutuhkan, baik itu dari anggaran pemerintah pusat, daerah, dan BUMN,” kata Reni.
Adapun pelatihan yang dilakukan Direktorat IKMA, kata Reni, di antaranya mengadakan pelatihan program E-smart IKM yang bertujuan supaya pelaku IKM menguasai bisnis secara digital.
Yakni mulai dari pemasaran sampai pembukuan secara digital. Apalagi di tengah Pandemi Covid-19, IKM harus bangkit. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mempermudah Kemenperin mengumpulkan dan mengelola data IKM yang ada di Indonesia.
“IKM yang sudah tumbuh di e-smart di situ data base kami untuk melakukan pembinaan, meningkatkan fasilitas,” ujar Reni.
Credit: Source link